Uji normalitas data dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Ada beberapa teknik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas data, antara lain: Dengan uji chi-kuadrat, uji Liliefors, dengan Teknik Kolmogorov-Smirnov, dengan SPSS. Berikut ini diuraikan contoh penerapan masing-masing teknik secara manual dan dengan program SPSS 10 for Windows.
1.
Dengan
Uji Chi-Kuadrat (χ2 )
Uji
normalitas data dengan teknik chi-kuadrat digunakan untuk menguji normalitas
data yang disajikan secara kelompok. Rumus yang digunakan adalah sebagai
berikut.
Langkah-langkah
yang dilakukan .
a. Data
sampel dikelompokkan dalam daftar distribusi frekuensi absolut, kemudian
tentukan batas kelas intervalnya.
b. Tentukan
nilai z dari masing-masing batas interval tersebut
c. Hitung
besar peluang untuk tiap-tiap nilai z tersebut (berupa luas) berdasarkan tabel
z F (z)
d. Hitung
besar peluang untuk masing-masing kelas interval sebagai selisih luas dari
point c.
e. Tentukan
Ei untuk tiap kelas interval sebagai hasil kali peluang tiap kelas
(d) dengan n (ukuran sampel)
f. Gunakan
rumus Chi-kuadrat di atas untuk menentukan harga χ2
hitung.
g. Apabila
χhitung2 <χtabel2 ,
maka sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
Contoh:
Tabel
data hasil test statistik
Kelas
Interval |
Batas
Bawah Kelas |
Frekuensi
Absolut |
31 -40 |
30.5 |
2 |
41-50 |
40.5 |
3 |
51-60 |
50.5 |
5 |
61-70 |
60.5 |
14 |
71 -80 |
70.5 |
24 |
81 -90 |
80.5 |
20 |
91 -100 |
90.5 |
12 |
Jumlah |
|
80 |
Telah dihitung: M = 75,88
s
= 14,18
N
= 80
Tabel
kerja menghitung normalitas
Batas Kelas (X) (a) |
Z (b)
|
F(z) (c) |
Luas tiap kelas
interval (d) |
Ei (e)
|
Oi (f)
|
|
30.5
40.5
50.5
60.5
|
-3.20
-2.50
-1.79
-1.08
|
0.0007
0.0062
0.0367
0.1401
|
0.0055
0.0305
0.1034
0.2119 |
0.44
2.44
8.27
16.95 |
2
3
5
14 |
5.531
0.129
1.294
0.514 |
1,123 = 9,08
dk
= 7 – 2 – 1 = 4
pada
tabel χ2untuktaraf signifikansi 5% = 9,49
dengan demikian, harga χhitung2=
9,08 <χtabel2
= 9,49 sehingga Ho diterima
Jadi,
terima Ho berarti sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
Catatan
dalam hal ini menggunakan du parameter, yaitu
Nilai
rata-rata hitung ( X =75,88) dan
standar deviasi (s = 14,18), sehingga dk-nya = jumlah kelas dikurang parameter,
dikurangi 1, sehingga: 7 – 2 – 1 = 4
Ho
: Oi = Ei
H1
: Oi ≠ Ei
Cara
perhitungan:
Lihat
tabel luas di bawah lengkungan kurve normal dari 0 s/d z pada buku statistik.
Untuk z = -3,20, tabel z = 0,4993 (perhatikan 3,2 ke bawah dan 0 ke samping
kanan, sehingga ditemukan 0,4993). Luas setengah daerah (0,5); jika z minus,
maka 0,5 dikurangi dengan 0,4993. Tetapi, jika z positif, maka 0,5 ditambah
bilangan pada tabel z.
(1) Dengan
demikian dapat dihitung F(z) = 0,5 – 0,4993 = 0,0007
(2) Dengan
cara yang sama, untuk z = -2,50 = 0,5 – 0,4938 = 0,0062
(3) Kemudian,
0,0007 – 0,0062 = 0,0055 (untuk menentukan luas tiap kelas interval)
(4) Untuk
mencari Ei = luas kelas interval dikalikan n = (0,0055)(80) = 0,44
(5) Oi
telah diketahui = 2 (lihat f absolut) (Oi −Ei )2 = (2 − 0,44)2
(6)
(7) Hitung
chi-kuadrat dengan rumus:
(8) Bandingkan
χhitung2
dengan χtabel2
pada taraf signifikansi 5%, jika χhitung2>χtabel2 ,
maka χhitung2
signifikan (H1 diterima), ini berarti terdapat perbedaan frekuensi,
sehingga tidak normal. Jika χhitung2<χtabel2 ,
maka Ho diterima, maka sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
2.
Uji Normalitas Dengan Uji Liliefors
Apabila
data masih disajikan secara individu, maka uji normalitas data sebaiknya
dilakukan dengan Uji Liliefors, karena uji Liliefors jauh lebih teliti dibandingkan
dengan Uji Chi-Kuadrat. Uji Liliefors dilakukan dengan mencari nilai Lhitung,
yakni nilai |F(Zi)-S(Zi)| yang terbesar. Langkah-langkah pengujian
normalitas data dengan Uji Liliefors adalah sebagai berikut.
a. Urutkan
data sampel dari yang kecil sampai yang terbesar dan tentukan frekuensi
tiap-tiap data
b. Tentukan
nilai z dari tiap-tiap data tersebut.
c. Tentukan
besar peluang untuk masing-masing nilai z berdasarkan tabel z dan diberi nama
F(z)
d. Hitung
frekuensi kumulatif relatif dari masing-masing nilai z dan sebut dengan
S(z) hitung proporsinya, kalau n = 10,
maka tiap-tiap frekuensi kumulatif dibagi dengan n. gunakan nilai Lhitung
yang terbesar.
e. Tentukan
nilai Lhitung = |F(Zi)-S(Zi)|, hitung selisihnya, kemudian
bandingkan dengan nilai Ltabel dari tabel Liliefors.
f. Jika
Lhitung< Ltabel, maka Ho diterima, sehingga dapat
disimpulkan bahwa sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
Contoh:
X |
f |
f kum |
z |
F(z) |
S(z) |
|F(z)- S(z)| |
2 |
1 |
1 |
-2.01 |
0.0222 |
0.0500 |
0.0278 |
3 |
2 |
3 |
-1.34 |
0.0901 |
0.1500 |
0.0599 |
4 |
4 |
7 |
-0.67 |
0.2516 |
0.3500 |
0.0984 |
5 |
6 |
13 |
0.00 |
0.5000 |
0.6500 |
0.1500*)
|
6 |
4 |
17 |
0.67 |
0.7486 |
0.8500 |
0.1014 |
7 |
2 |
19 |
1.34 |
0.9099 |
0.9500 |
0.0401 |
8 |
1 |
20 |
2.01 |
0.9778 |
1.0000 |
0.0222 |
N
= 20
*)
Nilai Lhitung terbesar
Cara
menghitung:
(1)
(2)
(3) Hitung
F(z) dengan cara seperti pada contoh pertama di atas, yaitu: untuk nilai z =
-2,01, maka luas daerah pada tabel z = 0,4778; dengan demikian F(z) = 0,5 –
0,4778 = 0,0222 (lihat tabel di atas)
(4) Hitung
nilai S(z) dengan cara:
(5) Hitung
selisih antara F(z) dan S(z), sehingga diperoleh: 0,0278; dan seterusnya.
(6) Lihat
nilai yang terbesar, yaitu 0,1500 (=Lo=Lhitung)
(7) Bandingkan
nilai Lhitung dengan Ltabel, Jika Lhitung<
Ltabel, maka Ho diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa sampel
berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
Dalam
hal ini, diperoleh Lhitung = 0,1500 < Ltabel = 0,190
(untuk dk = n = 20 pada taraf signifikansi 5%), maka terima Ho yang berarti
bahwa sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
3. Uji
Normalitas dengan Teknik Kolmogorov-Smirnov
Uji
normalitas data dengan teknik Kolmogorov-Smirnov hampir sama dengan Teknik
Liliefors, yakni sama-sama menguji normalitas data yang disajikan secara
individu. Uji normalitas dengan teknik
Kolomogorov-Smirnov dilakukan dengan menghitung A1, yaitu nilai maksimum dari
selisih antara Kumulatif Proporsi (KP) dengan harga Z tabel pada batas
bawah.
Contoh
penerapan teknik Kolmogorov-Smirnov:
X
|
f
|
F
kum |
P
|
KP
|
Z
|
F(z)
|
A1
|
A2
|
(a)
|
(b)
|
(c
) |
(d)
|
(e)
|
(f)
|
(g)
|
(h)
|
(i)
|
2 |
1 |
1 |
0.05 |
0.0500 |
-2.0100 |
0.0222 |
0.0222 |
0.0172 |
3 |
2 |
3 |
0.10 |
0.1500 |
-1.3400 |
0.0901 |
0.0401 |
0.0599 |
4 |
4 |
7 |
0.20 |
0.3500 |
-0.6700 |
0.2516 |
0.1016 |
0.0984 |
5 |
6 |
13 |
0.30 |
0.6500 |
0.0000 |
0.5000 |
0.1500 |
0.1500 |
6 |
4 |
17 |
0.20 |
0.8500 |
0.6700 |
0.7486 |
0.0986 |
0.1014 |
7 |
2 |
19 |
0.10 |
0.9500 |
1.3400 |
0.9099 |
0.0599 |
0.0401 |
8 |
1 |
20 |
0.05 |
1.0000 |
2.0100 |
0.9778 |
0.0278 |
0.0222 |
n
= 20
Langkah-langkah
mengerjakan:
a. Urutkan
data sampel dari kecil ke besar dan tentukan frekuensi tiap-tiap data (X)
b. Hitung
frekuensi absolut (f)
c. Hitung
f kumulatif (f kum)
d. Hitung
probabilitas frekuensi (P) dengan membagi frekuensi dengan banyak data
e. Hitung
probabilitas frekuensi kumulatif (KP) dengan membagi frekuensi kumulatif dengan
banyak data
f.
Tentukan nilai z dari tiap-tiap data
tersebut dengan rumus Z
=
g. Tentukan
besar peluang untuk masing-masing nilai z berdasarkan tabel z dan diberi nama
F(z) lihat tabel z. jika nilai z minus,
maka 0,5 dikurangi (-) luas wilayah pada tabel z. Sebaliknya, jika nilai z
posiif, maka 0,5 ditambah (+) luas nilai z pada tabel, sehingga diperoleh
nilai-nilai F(z)
h. Hitung
selisih antara kumulatif proporsi (KP) dengan nilai z pada batas bawah (lihat
nilai F(z) dibawahnya); (A1) misalnya: 0 – 0,0222 = 0,0222; 0,05 – 0,0901 =
0,0401; dan seterusnya.
i.
Selanjutnya, nilai A1 maksimum (0,1500)
dibandingkan dengan harga pada tabel D, yang diperoleh dari harga kritik
Kolmogorov-Smirnov satu sampel.
j.
Jika A1 maksimum ≤ harga tabel D (lihat
tabel D), maka Ho diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa sampel berasal
dari populasi yang berdistribui normal.
4.
Uji Normalitas Data dengan SPSS
Pengujian
normalitas data menggunakan bantuan paket program SPSS mengikuti
langkah-langkah berikut ini.
•
Buka program SPSS
•
Entry data atau buka file data yang akan
dianalisis
•
Pilih menu berikut: Analyze Descriptives StatisticsExploreOK
•
Setelah muncul kotak dialog uji
normalitas, selanjutnya pilih y
sebagaidependent list; pilih x
sebagai factor list, jika ada lebih dari 1 kelompok data, klik Plots; pilih
Normality test with plots; dan klik Continue, lalu OK
Uji
normalitas dengan menggunakan bantuan paket program SPSS, menghasilkan 3 (tiga)
jenis keluaran, yaitu Processing Summary, Descriptives, Tes of Normality, dan
Q-Q plots. Untuk keperluan penelitian umumnya hanya diperlukan keluaran berupa
Test of Normality, yatu keluaran yang berbentuk seperti tabel di bawah ini.
Keluaran lainnya dapat dihapus, dengan cara klik sekali pada objek yang akan
dihapus lalu tekan Delete. Pengujian dengan SPSS berdasarkan pada uji
Kolmogorov-Smirnov dan Shapiro-Wilk.
Pilih
salah satu saja, misalnya Kolmogorov-Smirnov.
Test of Normality
|
Kolmogorov-Smirnov
|
Shapiro-Wil |
k
|
|||
|
Statistic |
df |
Sig. |
Statistic |
df |
Sig. |
Y |
,132 |
29 |
,200* |
,955 |
29 |
,351 |
*)
This is a lower bound of the true significance A Liliefors Significance
Correction
Keluaran
pada tabel di atas menunjukkan uji normalitas data y, yang sudah diuji
sebelumnya secara manual dengan uji Liliefors dan Kolmogorov-Smirnov. Pengujian
dengan SPSS berdasarkan pada uji Kolmogorov-Smirnov dan Shapiro-Wilk. Pilih
salah satu saja misalnya Kolmogorov-Smirnov. Hipotesis yang diuji adalah: Ho :
Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
H1
: Sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal
Dengan
demikian, normalitas dipenuhi jika hasil uji tidak signifikan untuk suatu taraf
signifikansi (α) tertentu (biasanya α=0,05 atau α=0,01). Sebaliknya, jika hasil
uji signifikan maka normalitas data tidak terpenuhi. Cara mengetahui signifikan
atau tidak signifikan hasil uji normalitas adalah dengan memperhatikan bilangan
pada kolom signifikansi (Sig.) untuk menetapkan kenormalan, kriteria yang
berlaku adalah sebagai berikut.
•
Tetapkan taraf signifikansi uji misalnya
α=0,05
•
Bandingkan p dengan taraf signifikansi
yang diperoleh
•
Jika signifikansi yang diperoleh > α,
maka sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
•
Jika signifikansi yang diperoleh < α,
maka sampel bukan berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
Pada
hasil di atas diperoleh nilai signifikansi p = 0,200, sehingga p > α. Dengan
demikian sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
0 comments:
Post a Comment