Pemahaman
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berasal dari kata paham yang mengandung
pengertian mengerti benar atau tahu benar akan sesuatu. Sedangkan pemahaman
mengandung pengertian proses atau cara untuk menjadi paham. Berdasarkan kamus
bahasa Indonesia di atas, maka pemahaman matematis dapat diartikan sebagai
suatu proses atau cara agar menjadi tahu benar tentang pelajaran matematika.
Menurut
Walle (2008 : 26), pemahaman dapat didefinisikan sebagai ukuran kualitas dan
kuantitas hubungan suatu ide dengan ide yang telah ada. Setiap siswa memiliki
kemampuan pemahaman yang berbeda tergantung pada ide yang dimiliki dan
pembuatan hubungan antara ide yang ada dengan ide baru.
Bloom
(dalam Suherman, 2003: 29), mengklasifikasikan pemahaman pada jenjang kognitif
urutan kedua setelah pengetahuan, jenjang kognitif tahap pemahaman ini mencakup
hal-hal berikut:
a.
Pemahaman konsep
b.
Pemahaman prinsip,aturan, dan generalisasi
c.
Pemahaman terhadap struktur matematika
d.
Kemampuan untuk membuat transformasi
e.
Kemampuan untuk mengikuti pola berpikir
f.
Kemampuan untuk membaca dan menginterpretasikan masalah sosial atau data
matematika.
Menurut
Skemp (Ferdianto, 2015: 50) pemahaman matematis didefinisikan sebagai kemampuan
yang mengaitkan notasi dan simbol matematika yang relevan dengan ide-ide
matematika dan mengkombinasikannya ke dalam rangkaian penalaran logis.
Kemampuan tersebut dapat diartikan sebagai kemampuan menghubungkan materi yang sati dengan materi yang lainnya.
Dalam
NCTM (2000) disebutkan bahwa pemahaman matematika merupakan aspek yang sangat
penting dalam prinsip pembelajaran matematika. Pemahaman matematika lebih
bermakna jika dibangun oleh siswa sendiri. Oleh karena itu kemampuan pemahaman
tidak dapat diberikan dengan paksaan, artinya apabila siswa menghafal
konsep-konsep dan logika-logika matematika yang diberikan oleh guru, dan ketika
siswa lupa dengan algoritma atau rumus yang diberikan, maka siswa tidak dapat
menyelesaikan persoalan-persoalan matematika.
Menurut
NCTM (1989) Pengetahuan dan pemahaman terhadap konsep matematika dapat dilihat
dari kemampuan siswa dalam:
(1) Mendefinisikan konsep secara verbal dan
tulisan; (2) mengidentifikasi, membuat contoh dan bukan contoh; (3) Menggunakan
model, diagram, dan simbol untuk mempresentasikan suatu konsep; (4) mengubah
suatu bentuk representasi ke bentuk lain; (5) Mengenal berbagai makna dan
interpretasi konsep; (6) mengidentifikasi sifat-sifat suatu konsep dan mengenal
syarat yang menentukan suatu konsep; (7) Membandingkan dan membedakan
konsep-konsep.
Polya
(Sumarmo, 2013) merinci kemampuan pemahaman dalam empat tingkat, yaitu:
a)
Pemahaman mekanikal: yang dicirikan oleh mengingat dan menerapkan rumus rutin
dan menghitung secara sederhana. Kemampuan ini tergolong pada kemampuan
berpikir matematika tingkat rendah.
b)
Pemahaman induktif: Menerapkan rumus atau konsep dalam kasus sederhana atau
dalam kasus serupa. Kemampuan ini tergolong pada kemampuan berpikir matematik
tingkat rendah namun lebih tinggi daripada pemahaman mekanikal.
c)
Pemahaman rasional: Membuktikan kebenaran suatu rumus dan teorema. Kemampuan
ini tergolong pada kemampuan berpikir matematik tingkat tinggi.
d) Pemahaman Intuitif: Memperkirakan kebenaran dengan pasti (tanpa ragu-ragu) sebelum menganalisis lebih lanjut. Kemampuan ini tergolong pada kemampuan berpikir matematik tingkat tinggi.
0 comments:
Post a Comment