a. Pengertian Ekstraksi Forcep
Ekstraksi forcep adalah suatu persalinan buatan, janin dilahirkan dengan cunam yang dipasang di kepalanya. Cunam yang umum dipakai adalah cunam Neagle, sedang pada kepala yang menyusul dipakai cunam Piper dengan lengkung panggul agak datar dan tangkai yang panjang, melengkung ke atas dan terbuka (Bobak, 2004:798).
b. Indikasi Persalinan Ekstraksi Forcep
1) Ibu : eklamsi, preeklampsia, ruptur uteri membakat, penyakit jantung, penyakit paru-paru, gangguan kesadaran dan infeksi intra partum, ibu keletihan.
2) Janin : janin yang mengalami disstress, presentasi yang belum pasti, janin berhenti rotasi, kelahiran kepala pada presentasi bokong.
3) Waktu : persalinan kala II lama (Mansjor A, 1999:329 dan Bobak, 2004:798).
c. Jenis-jenis Persalinan Forcep
1) Forcep rendah (low forcep) adalah istilah yang digunakan bila forcep telah dipasang pada kepala janin sekurang-kurangnya pada stasiun +2.
2) Forcep tengah (midforcep) adalah pemasangan forcep pada saat kepala janin sudah masuk dan menancap di panggul tetapi diatas stasiun +2.
3) Forcep tinggi, dilakukan pada kedudukan kepala diantara H I atau H II, artinya ukuran terbesar kepala belum melewati pintu atas panggul dengan perkataan lain kepala masih dapat goyang. Forcep tinggi sudah diganti dengan seksio cesaria.
(Bobak, 2004:798 dan Mochtar Rustam 1998: 68-70).
d. Kontra Indikasi Persalinan Ekstraksi Forcep
Kontra indikasi dari ekstraksi forcep meliputi:
1) Janin sudah lama mati sehingga sudah tidak bulat dan keras lagi sehingga kepala sulit dipegang oleh forceps.
2) Anencephalus.
3) Adanya disproporsi cepalo pelvic.
4) Kepala masih tinggi.
5) Pembukaan belum lengkap.
6) Pasien bekas operasi vesiko vagina fistel.
7) Jika lingkaran kontraksi patologi bandel sudah setinggi pusat atau lebih (Muchtar Rustam, 1995: 85).
e. Komplikasi Persalinan Ekstraksi Forcep
1) Komplikasi pada ibu
a) Perdarahan yang disebabkan oleh plasenta rest, atonia uteri sekunder serta jahitan robekan jalan lahir yang terlepas.
b) Infeksi.
c) Trauma jalan lahir yaitu terjadinya fistula vesiko vaginal,
terjadinya fistula rekto vaginal dan terjadinya fistula utero
vaginal.
2) Komplikasi pada bayi dalam bentuk:
a) Trauma ekstraksi forcep dapat menyebabkan cacat karena aplikasi forcep.
b) Infeksi yang berkembang menjadi sepsis yang dapat
menyebabkan kematian serta encefalitis sampai meningitis.
c) Gangguan susunan saraf pusat.
d) Trauma langsung pada saraf pusat dapat menimbulkan
gangguan intelektual.
e) Gangguan pendengaran dan keseimbangan (Muchtar Rustam, 1995: 85-86).
Ekstraksi forcep adalah suatu persalinan buatan, janin dilahirkan dengan cunam yang dipasang di kepalanya. Cunam yang umum dipakai adalah cunam Neagle, sedang pada kepala yang menyusul dipakai cunam Piper dengan lengkung panggul agak datar dan tangkai yang panjang, melengkung ke atas dan terbuka (Bobak, 2004:798).
b. Indikasi Persalinan Ekstraksi Forcep
1) Ibu : eklamsi, preeklampsia, ruptur uteri membakat, penyakit jantung, penyakit paru-paru, gangguan kesadaran dan infeksi intra partum, ibu keletihan.
2) Janin : janin yang mengalami disstress, presentasi yang belum pasti, janin berhenti rotasi, kelahiran kepala pada presentasi bokong.
3) Waktu : persalinan kala II lama (Mansjor A, 1999:329 dan Bobak, 2004:798).
c. Jenis-jenis Persalinan Forcep
1) Forcep rendah (low forcep) adalah istilah yang digunakan bila forcep telah dipasang pada kepala janin sekurang-kurangnya pada stasiun +2.
2) Forcep tengah (midforcep) adalah pemasangan forcep pada saat kepala janin sudah masuk dan menancap di panggul tetapi diatas stasiun +2.
3) Forcep tinggi, dilakukan pada kedudukan kepala diantara H I atau H II, artinya ukuran terbesar kepala belum melewati pintu atas panggul dengan perkataan lain kepala masih dapat goyang. Forcep tinggi sudah diganti dengan seksio cesaria.
(Bobak, 2004:798 dan Mochtar Rustam 1998: 68-70).
d. Kontra Indikasi Persalinan Ekstraksi Forcep
Kontra indikasi dari ekstraksi forcep meliputi:
1) Janin sudah lama mati sehingga sudah tidak bulat dan keras lagi sehingga kepala sulit dipegang oleh forceps.
2) Anencephalus.
3) Adanya disproporsi cepalo pelvic.
4) Kepala masih tinggi.
5) Pembukaan belum lengkap.
6) Pasien bekas operasi vesiko vagina fistel.
7) Jika lingkaran kontraksi patologi bandel sudah setinggi pusat atau lebih (Muchtar Rustam, 1995: 85).
e. Komplikasi Persalinan Ekstraksi Forcep
1) Komplikasi pada ibu
a) Perdarahan yang disebabkan oleh plasenta rest, atonia uteri sekunder serta jahitan robekan jalan lahir yang terlepas.
b) Infeksi.
c) Trauma jalan lahir yaitu terjadinya fistula vesiko vaginal,
terjadinya fistula rekto vaginal dan terjadinya fistula utero
vaginal.
2) Komplikasi pada bayi dalam bentuk:
a) Trauma ekstraksi forcep dapat menyebabkan cacat karena aplikasi forcep.
b) Infeksi yang berkembang menjadi sepsis yang dapat
menyebabkan kematian serta encefalitis sampai meningitis.
c) Gangguan susunan saraf pusat.
d) Trauma langsung pada saraf pusat dapat menimbulkan
gangguan intelektual.
e) Gangguan pendengaran dan keseimbangan (Muchtar Rustam, 1995: 85-86).
1 comments:
sip...
_______________________________________________________
WWW.KENALANYUK.COM <== facebook buatan INDONESIAA ASLIIII!!! AYOOO GABUNG!!!!
Post a Comment