Pernahkah kau merasakan saat dimana kau sangat sendirian?
Seakan kesepian menjadi teman akrab yang memelukmu erat
Saat kau tak berdaya melihat -dia- menjauh di depan mata
Dan kau terus berfikir, semua yang terjadi adalah salahmu
Pada setiap malam yang membelai, kau merindukannya
Berbicara pada cermin dengan kata-kata yang tak pernah
bisa kau ungkap dihadapannya
tangisan pun iringi tidurmu
lagu-lagu radio masukkan kenangan-kenangan dalam mimpimu
jadikan nyata-sadar mu sebagai mimpi burukmu
tiba sang mentari menjemputmu
membawa kau ke tempat yang sama dengan nya
namun kembali kau tak berdaya
egomu pun pakaikan topeng seorang yang tegar sendiri dan tak pertnah peduli sekitar, hingga…….
Kau tak bisa kembali menjadi dekat lagi dengan nya tuk kesekian kalinya
Tak dapat rasakan hangatnya tuk setiap harinya
Kembali –kau-
Melihat dia bersama yang lainnya, mereka yang kini selalu buat dia tertawa
Mengetahui akhirnya dia miliki kembali sosok yang benar-benar dapat mengaguminya
Menyaksikannya, berdua bercurah dengan kekasih yang dapat menjaganya
Entah bagaimana
Kaua merasa kosong, tak pernah ada atau mati tak berarti
Hati teriris,perih,sesak,hampa…
Melebihi sakitnya kehilangan kekasih
(walau ku tak punya kekasih ku yakin rasa itu, karena kini-nanti dialah satu diantara orang yang yang ku kasihi yang paling berikan arti di hati- di hidup)
Saat diri dangkal, keluh kesah meluap
Ada suara hati coba hibur diri
“setidaknya kini -dia- mendapat banyak hal yang lebih baik gantikan mu”
“bukankah seharusnya kau bahagia untuk nya”
“jika saat bersamamu, kau tahu….”
“Hanya sunyi yang ada, slalu ada yang dikorbankan, pasti kisah sendu yang terungkap
Lihat, hidupnya tak sebaik saat ini”….
Dan kau ingin pastikan “benarkah itu?”
Kau termenung dan bingung
“lalu apa yang harus ku lakukan, merelakan dan lepaskannya begitu saja?”….
“lalu menjadi seperti topeng yang ku pakai?!”
“jadi, tuk apa hati sebaik kau ku punya….jika diri kan banyak kehilangan”
Kau semakin tak megerti dan dapatkan ketidakpuasan
Suara hati hanya menghela nafas panjang dan rasa kasihan
Lalu berlalu menggantungkan kembali Tanya di pundakmu
Yang kini tak bisa tegak berdiri kembali
Sekan dia percaya kau kan dapatkan jawaban dari otak yang bijak
Tapi, sungguh dia tak tahu kepala ini hanya berisi mimpi!!!
Akhirnya kau pun tenggelam dalam bimbang dan kehilangan kepercayaan
Walau masih menganga harapkan jawaban atas segala Tanya……
………….tuk sementara ini ku ucap selamat tinggal!!!!
Apa ini benar????
0 comments:
Post a Comment