Monday, July 15, 2013

Beberapa Masalah pada saat Ibu Menyusui

Masalah – masalah yang dihadapi ibu – ibu menyusui sehubungan dengan proses laktasi, diantaranya : 
1. Puting datar atau terbenam
Dengan menggunakan pompa puting, puting susu yang datar atau terbenam dapat di bantu agar menonjol dapat dicekap oleh mulut bayi. Upaya ini dapat dimulai sejak kehamilan 37 minggu dan biasanya hanya perlu dibantu hingga bayi berusia 5-7 bulan dengan usaha yang tekun dan kerjasama yang baik antara Ibu dan bayi akan mampu mengatasi masalah ini. Jika payudara untuk kondisi seperti ini, ASI dapat diperas terlebih dahulu sebelum bayi mulai mengisap.

2. Puting Lecet
Puting susu dapat mengalami lecet, retak atau terbentuk celah-celah. Cara mencegahnya dapat diperhatikan hal-hal berikut :
a. Olesi puting susu dengan ASI setiap kali hendak dan sesudah menyusui 
b. Jangan menggunakan BH terlalu ketat
c. Jangan membersihkan puting susu dan daerah areola dengan sabun, alkohol, dan obat-obatan yang dapat merangsang kulit atau puting susu.
d. Posisi menyusui hendaknya dengan cara bervariasi.
e. Lepaskan isapan bayi setelah selesai menyusui dengan cara yang benar, yaitu dengan cara menekan dagu bayi atau meletakkan jari kelingking Ibu kesudut mulut bayi dan menekannya sampai lepas dari payudara.
f. Jika rasa nyeri dan luka tidak terlalu berat, Ibu dapat terus menyusui.
g. Jika rasa nyeri berlangsung hebat atau luka makin berat, puting susu yang sakit dapat di istirahatkan selama 24 jam.

3. Payudara Bengkak
Payudara yang bengkak terjadi karena hambatan antara vena atau saluran kelenjar getah bening akibat ASI terkumpul dalam payudara. Untuk mengatasinya, lakukan tahapan-tahapan berikut ini :
a. Kompres payudara dengan handuk, lalu masase ke arah puting hingga payudara teraba lebih lemas dan ASI dapat keluar melalui puting
b. Susukan bayi tanpa di jadwal sampai payudara terasa kosong
c. Urutlah payudara mulai dari tengah, lalu kedua telapak tangan kesamping, kebawah dengan sedikit tekanan keatas dan lepaskan dengan tiba-tiba
d. Keluarkan ASI sedikit mempermudah bayi mengisap
e. Susukan bayi lebih sering demikian juga pada malam hari, meskipun bayi harus digunakan.

4. Saluran Susu Tersumbat
Keadaan ini dapat timbul akibat tekanan jari pada waktu menyusui, pemakaian penyokong payudara yang telalu ketat atau adanya komplikasi payudara bengkak yang tak segera diatasi. Jika Ibu merasa nyeri, payudara dapat dikompres dengan air hangat sebelum menyusui dan kompres setelah menyusui untuk mengurangi rasa nyeri dan bengkak.

5. Mastitis dan Abses Payudara
Mastitis adalah peradangan pada payudara. Tindakan yang dapat dilakukan antara lain :
a. Kompres hangat dan pemijatan
b. Rangsangan Axsitosyn
c. Pemberian antibiotik
d. Istirahat total dan obat untuk menghilangkan  rasa sakit

6. Sindrom ASI kurang
Ibu sering mengeluh bahwa ASInya kurang atau tidak mencukupi kebutuhan bayi. Umumnya keluhan ini timbul karena informasi dan pengetahuan tentang apa yang sebenarnya terjadi.

7. Ibu sakit
Pada umumnya, Ibu sakit masih tetap dapat menyusui bayinya karena bayi telah dihadapkan pada penyakit Ibu sebelum gejala timbul dan dirasakan oleh Ibu.

8. Ibu menderita Hepatitis (HBS Ag positif dan AIDS (HIV positif))
Ibu menderita hepatitis, AIDS tidak diperkenankan menyusui bayinya karena dapat menularkan virus kepada bayinya melalui ASI. Namun faktor resiko penularan virus pada anaknya saat menyusui masih menjadi kontroversi.

9. Ibu Bekerja
Selama cuti, Ibu hendaknya terus menyusui bayinya, “melatih” untuk menyusui dengan botol sebagai persiapan jika masa cuti telah habis adalah tindakan yang salah.

10. Ibu Melahirkan Bedah Caesar
Ibu dapat menyusui bayi segera setelah Ibu sadar penuh dengan bantuan perawat. Bedah Caesar dengan anastesi regional (spihal) tidak menghambat kontak dini Ibu dan  bayi setelah lahir. Posisi menyusui yang dianjurkan.
a. Posisi Ibu terbaring miring dengan bahu dan kepala yang ditopang bantal. Sementara bayi disusukan dengan kaki kearah Ibu.
b. Apabila Ibu sudah dapat duduk, bayi dapat ditidurkan di bantal diatas pangkuan Ibu dengan posisi kaki bayi mengarah kebelakang Ibu, yaitu dibawah lengan Ibu.
(Swara, 2003)

0 comments: