Proses keperawatan adalah langkah-langkah sistematis untuk penyelesaian masalah klien. Langkah-langkah sistematis tersebut dibagi dalam lima tahap meliputi: pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi (Haryanto, 1998: 3).
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan dan bertujuan untuk mengidentifikasi dan mendapatkan data klien berdasarkan kebutuhan dasar manusia dan memberikan gambaran mengenai keadaan klien.
Tahap pengkajian terdiri dari kegiatan yaitu pengumpulan data, pengelompokan data, dan analisa data.
a. Pengumpulan Data
Langkah ini merupakan langkah awal dan dasar dari proses keperawatan. Dalam pengkajian, data dikumpulkan secara lengkap dari berbagai sumber, antara lain dari klien, keluarga, pemeriksaan medis maupun catatan kesehatan klien.
Pengumpulan data merupakan kegiatan dalam menghimpun informasi dari klien meliputi unsur Bio-Psiko-Sosial-Spiritual secara komprehensif.
Data yang dikumpulkan terdiri atas :
1) Identitas
a) Identitas Klien
Meliputi nama, usia, jenis kelamin, agama, suku bangsa, pendidikan terahir, pekerjaan, golongan darah, alamat lengkap, tanggal masuk rumah sakit, tanggal pengkajian, nomor medrek, dan diagnosa medis.
b) Identitas Penanggung jawab
Terdiri dari nama, usia, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan terahir, hubungan dengan klien, dan alamat lengkap.
2) Riwayat Kesehatan
a) Keluhan Utama
Berupa keluhan yang dirasakan klien pada saat dilakukan pengkajian. Biasanya pada klien post partus dengan tindakan sectio caesarea mengeluh nyeri pada luka operasi.
b) Riwayat Kesehatan Sekarang
Merupakan informasi sejak timbulnya keluhan sampai dirawat dirumah sakit. Berkaitan dengan keluhan utama yang dijabarkan dengan PQRST yang meliputi hal-hal yang meringankan dan memberatkan. Kualitas dan kuantitas dari keluhan, penyebaran serta tingkat kegawatan atau skala dan waktu.
c) Riwayat Kesehatan yang Lalu
Apakah klien pernah menderita penyakit yang sama pada kehamilan sebelumnya atau ada faktor predisposisi terhadap kehamilan.
d) Riwayat Kesehatan Keluarga
Ditanyakan pada klien atau keluarganya, apakah ada keluarga klien yang mempunyai penyakit keturunan, dan penyakit menular.
e) Riwayat Ginekologi dan Obstetri
(1) Riwayat Ginekologi
(a) Riwayat Menstruasi
Meliputi menarche, lamanya haid, siklus haid, banyaknya darah, keluhan, sifat darah, dan haid terakhir.
(b) Riwayat Perkawinan
Umur berapa waktu menikah (usia suami dan klien), sudah berapa lama menjalani pernikahan dan berapa lama usia pernikahan.
(c) Riwayat Keluarga Berencana
Alat kontrasepsi yang dipakai apa, adakah gangguan yang dirasakan, kapan mulai berhenti dan apa alasannya.
(2) Riwayat Obstetri
(a) Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang Lalu
Meliputi tanggal partus, umur kehamilan, jenis persalinan, tempat/penolong, jenis kelamin, panjang badan bayi, berat lahir bayi, kelainan kehamilan, kelainan bayi, kelainan masa nifas, keadaan masa nifas, keadaan anak sekarang apakah sehat atau meninggal.
(b) Riwayat Kehamilan Sekarang
Apakah klien memeriksakan kehamilannya dimana, berapa kali, teratur apa tidak, mendapat imunisasi lengkap atau tidak, keluhan yang dirasakan saat hamil, adakah perdarahan, berapa berat badan sebelum hamil, selama hamil, sesudah melahirkan dan penambahan berat badan saat hamil.
(c) Riwayat Persalinan Sekarang Dengan Sectio Caesarea
Jam berapa masuk kamar operasi, berapa lama operasi, berat badan dan panjang bayi waktu lahir, jenis anastesi yang digunakan, dan jenis operasi yang digunakan.
3) Pemeriksaaan Fisik
a) Keadaan Umum
1. Kesadaran
Biasanya klien tampak lemah, kesadaran compos mentis atau terjadi penurunan kesadaran yang diakibatkan efek anestesi.
2. Tanda-tanda vital
Beberapa perubahan tanda-tanda vital bisa terlihat, peningkatan kecil sementara baik peningkatan tekanan darah sistol maupun diastol dapat timbul. Fungsi pernafasan kembali ke fungsi saat wanita tidak hamil, dan setelah rahim kosong diafragma menurun, aksis jantung kembali normal.
b) Sistem Pernafasan
Biasanya frekuensi nafas meningkat lebih dari 24x/menit jika terjadi nyeri, irama nafas vesikuler, Biasanya pada pasien dengan anestesi umum sering mempunyai keluhan batuk.
c) Sistem Kardiovaskuler
Apakah ada peningkatan vena jugularis, konjungtiva anemis karena adanya pendarahan saat persalinan post sectio caesarea, tetapi jika terjadi pendarahan hebat dapat disertai dengan adanya penurunan hemoglobin yang tajam, kapilaritas dapat terjadi penurunan akibat gangguan perpusi pada perifer, tekanan darah dapat meningkat jika disertai dengan riwayat pre-eklamsi berat yaitu sistol 140 mmHg atau lebih dan diastolik 100 mmHg atau lebih.
d) Sistem Pencernaan
Mukosa bibir akan terjadi kering akibat anestesi, bising usus tidak ada atau lemah jika post anestesi dapat terjadi mual atau muntah ini disebabkan oleh efek sentral dari anastesi atau akibat iritasi lambung oleh obat yang tertelan, sehingga menimbulkan nyeri tekan di efigastrium dan akan terjadi konstipasi satu sampai tiga hari post sectio caesarea akibat aktivitas usus terhambat.
e) Sistem Reproduksi
(1) Payudara
Pada hari kedua post partus baik normal maupun post sectio caesarea, keadaan payudara sama dengan saat hamil, kira-kira hari ketiga payudara menjadi besar, keras dan nyeri yang menandakan permulaan sekresi air susu dan kalau areola payudara dipijat, keluarlah cairan putih dari puting susu, ditambah dengan klien belum menetekan sehingga payudara bengkak.
(2) Uterus
Pada persalinan normal maupun post sectio caesarea setelah plasenta lahir konsistensi uterus secara berangsur-angsur menjadi kecil sehingga akhirnya kembali seperti sebelum hamil. Pada post operasi sectio casarea mungkin akan terjadi perlambatan pengecilan uterus akibat dari adanya luka operasi pada uterus.
(3) Vulva
Pada persalinan normal maupun post sectio caesarea terjadi pengeluaran lochea, ada beberapa jenis lochea, diantaranya lochea rubra, lochea sanguilenta, lochea serosa, lochea alba.
(4) Perineum
Pada post sectio caesarea tidak akan ada perubahan atau perlukaan.
f) Sistem Perkemihan
Pada pasien post sectio caesarea dapat terjadi vasokontriksi pada pembuluh darah ginjal sehingga terjadi penurunan laju filtrasi glomerulus yang dapat mengakibatkan produksi urine menurun.
g) Sistem Integumen
Biasanya dilihat turgor kulitnya, keadaan rambut mulai dari kebersihan dan distribusi. Dilihat apakah ada strie gravidarum, linea alba dan apakah ada luka post operasi pada abdomen klien
h) Sistem Persyarafan
Tidak terjadi penurunan kesadaran pada sectio caesarea karena menggunakan anestesi spinal ataupun umum.
i) Sistem Endokrin
Kaji adanya pembesaran kelenjar tiroid, adanya keringat yang berlebihan, adanya hipo/hiperpigmentasi, riwayat penyakit diabetes militus, dan kaji pengeluaran ASI.
j) Sistem Muskuloskeletal
(1) Ekstremitas atas
Pada post sectio caesarea dapat terjadi kelemahan sebagai dampak anestesi yang mendefresikan sistem saraf pada muskuloskeletal sehingga menurunkan tonus otot. Setiap wanita nifas memiliki derajat diastasis rektus abdominis yang berbeda-beda tergantung dari beberapa faktor termasuk kondisi umum dan tonus otot.
(2) Ekstremitas bawah
Pada post sectio caesarea dapat terjadi kelemahan sebagai dampak anestesi yang mendefresikan sistem saraf pada muskuloskeletal sehingga menurunkan tonus otot, serta kaji apakah ada tanda-tanda tromboplebitis yang diakibatkan kurangnya mobilitas fisik.
4) Pemeriksaan Fisik Pada Bayi
Pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir yaitu dilakukan dengan cara head to toe mulai dari kepala sampai ekstremitas disertai dengan refleks- refleks nya.
5) Pola Aktivitas Sehari-Hari
a) Pola Nutrisi
(1) Makan
Biasanya pada post sectio caesarea klien mengalami mual akibat pengaruh anestesi tetapi nanti hilang dengan sendirinya.
(2) Minum
Pada klien post sectio caesarea biasanya baik, dianjurkan klien banyak minum.
b) Pola Eliminasi
Pada post sectio caesarea biasanya pemenuhan eliminasi BAK tidak terganggu. Pada hari ke 2 post sectio caesarea klien masih terpasang kateter. Pemenuhan eliminasi BAB biasanya terganggu karena kondisi klien yang lemah dan sakit pada daerah abdomen sehingga klien takut untuk BAB.
c) Pola Istirahat Tidur
Karena klien merasa nyeri pada daerah luka operasi, maka biasanya tidur klien kurang dari kebutuhan. Hal ini juga bisa disebabkan oleh cemas yang datang dari klien.
d) Pola Aktivitas dan Latihan
Karena kondisi klien yang lemah dan ditambah adanya luka operasi pada abdomen. Biasanya aktivitas dan latihan klien terganggu.
e) Pola Personal Hygine
Karena kondisi klien yang lemah dan terdapat luka operasi pada abdomen biasanya pemenuhan personal hygine (mandi, cuci rambut gosok gigi gunting kuku) klien terganggu.
f) Ketergantungan Fisik
Apakah klien mempunyai ketergantungan fisik seperti merokok, minum-minuman keras, dan obat-obatan.
6) Aspek Psikososial dan Spiritual
a) Pola fikir dan persepsi
Apakah klien mengatakan mengetahui atau tidak tentang cara perawatan payudara, rencana akan memberikan ASI atau tidak, dan alat kontrasepsi yang akan klien pakai setelah melahirkan.
b) Persepsi diri
Hal apa yang dipikirkan klien saat dilakukan pengkajian.
c) Konsep diri
(1) Peran yaitu apakah klien menerima perannya sekarang yaitu sebagai seorang ibu dari anaknya.
(2) Identitas yaitu klien seorang istri dari suaminya dan ibu dari anak-anaknya.
(3) Gambaran diri yaitu bagaimana penerimaan klien terhadap anggota tubuhnya yang sekarang yang tidak sempurna lagi yaitu adanya luka sectio caesarea
(4) Ideal diri yaitu bagaimana persepsi klien mengenai tubuhnya, apakah klien menerima perannya yang sekarang, dan bagaimana harapan klien kedepannya.
(5) Harga diri yaitu bagaimana perasaan klien tentang harga dirinya, apakah klien merasa dihargai atau tidak.
d) Hubungan/komunikasi
Bahasa dan komunikasi yang digunakan klien sehari-hari.
e) Kebiasaan seksual
Kebiasaan seksual sebelum hamil, setelah hamil, dan rencana akan berhubungan seksual setelah melahirkan.
f) Sistem spiritual
Agama yang diyakini klien dan keyakinan klien mengenai kesehatannya.
7) Data Penunjang
Pada pemeriksaan laboratorium terjadi penurunan hemoglobin <10 gr/dL bila terjadi pendarahan, peningkatan leukosit <11.300 mm3 bila terjadi infeksi. 8) Therapi Therapi yang digunakan klien post sectio caesarea. b. Analisa Data Analisa data adalah kemampuan mengaitkan data dan menghubungkan data tersebut dengan konsep teori dan prinsip yang relevan untuk membuat kesimpulan dan menentukan masalah kesehatan dan keperawatan klien. Analisa data yaitu proses intelektual yang meliputi kegiatan menyelidiki, mengklasifikasi dan mengelompokan data. Kemudian mencari kemungkinan penyebab dan dampak serta menentukan masalah atau penyimpangan yang terjadi.
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan dan bertujuan untuk mengidentifikasi dan mendapatkan data klien berdasarkan kebutuhan dasar manusia dan memberikan gambaran mengenai keadaan klien.
Tahap pengkajian terdiri dari kegiatan yaitu pengumpulan data, pengelompokan data, dan analisa data.
a. Pengumpulan Data
Langkah ini merupakan langkah awal dan dasar dari proses keperawatan. Dalam pengkajian, data dikumpulkan secara lengkap dari berbagai sumber, antara lain dari klien, keluarga, pemeriksaan medis maupun catatan kesehatan klien.
Pengumpulan data merupakan kegiatan dalam menghimpun informasi dari klien meliputi unsur Bio-Psiko-Sosial-Spiritual secara komprehensif.
Data yang dikumpulkan terdiri atas :
1) Identitas
a) Identitas Klien
Meliputi nama, usia, jenis kelamin, agama, suku bangsa, pendidikan terahir, pekerjaan, golongan darah, alamat lengkap, tanggal masuk rumah sakit, tanggal pengkajian, nomor medrek, dan diagnosa medis.
b) Identitas Penanggung jawab
Terdiri dari nama, usia, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan terahir, hubungan dengan klien, dan alamat lengkap.
2) Riwayat Kesehatan
a) Keluhan Utama
Berupa keluhan yang dirasakan klien pada saat dilakukan pengkajian. Biasanya pada klien post partus dengan tindakan sectio caesarea mengeluh nyeri pada luka operasi.
b) Riwayat Kesehatan Sekarang
Merupakan informasi sejak timbulnya keluhan sampai dirawat dirumah sakit. Berkaitan dengan keluhan utama yang dijabarkan dengan PQRST yang meliputi hal-hal yang meringankan dan memberatkan. Kualitas dan kuantitas dari keluhan, penyebaran serta tingkat kegawatan atau skala dan waktu.
c) Riwayat Kesehatan yang Lalu
Apakah klien pernah menderita penyakit yang sama pada kehamilan sebelumnya atau ada faktor predisposisi terhadap kehamilan.
d) Riwayat Kesehatan Keluarga
Ditanyakan pada klien atau keluarganya, apakah ada keluarga klien yang mempunyai penyakit keturunan, dan penyakit menular.
e) Riwayat Ginekologi dan Obstetri
(1) Riwayat Ginekologi
(a) Riwayat Menstruasi
Meliputi menarche, lamanya haid, siklus haid, banyaknya darah, keluhan, sifat darah, dan haid terakhir.
(b) Riwayat Perkawinan
Umur berapa waktu menikah (usia suami dan klien), sudah berapa lama menjalani pernikahan dan berapa lama usia pernikahan.
(c) Riwayat Keluarga Berencana
Alat kontrasepsi yang dipakai apa, adakah gangguan yang dirasakan, kapan mulai berhenti dan apa alasannya.
(2) Riwayat Obstetri
(a) Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang Lalu
Meliputi tanggal partus, umur kehamilan, jenis persalinan, tempat/penolong, jenis kelamin, panjang badan bayi, berat lahir bayi, kelainan kehamilan, kelainan bayi, kelainan masa nifas, keadaan masa nifas, keadaan anak sekarang apakah sehat atau meninggal.
(b) Riwayat Kehamilan Sekarang
Apakah klien memeriksakan kehamilannya dimana, berapa kali, teratur apa tidak, mendapat imunisasi lengkap atau tidak, keluhan yang dirasakan saat hamil, adakah perdarahan, berapa berat badan sebelum hamil, selama hamil, sesudah melahirkan dan penambahan berat badan saat hamil.
(c) Riwayat Persalinan Sekarang Dengan Sectio Caesarea
Jam berapa masuk kamar operasi, berapa lama operasi, berat badan dan panjang bayi waktu lahir, jenis anastesi yang digunakan, dan jenis operasi yang digunakan.
3) Pemeriksaaan Fisik
a) Keadaan Umum
1. Kesadaran
Biasanya klien tampak lemah, kesadaran compos mentis atau terjadi penurunan kesadaran yang diakibatkan efek anestesi.
2. Tanda-tanda vital
Beberapa perubahan tanda-tanda vital bisa terlihat, peningkatan kecil sementara baik peningkatan tekanan darah sistol maupun diastol dapat timbul. Fungsi pernafasan kembali ke fungsi saat wanita tidak hamil, dan setelah rahim kosong diafragma menurun, aksis jantung kembali normal.
b) Sistem Pernafasan
Biasanya frekuensi nafas meningkat lebih dari 24x/menit jika terjadi nyeri, irama nafas vesikuler, Biasanya pada pasien dengan anestesi umum sering mempunyai keluhan batuk.
c) Sistem Kardiovaskuler
Apakah ada peningkatan vena jugularis, konjungtiva anemis karena adanya pendarahan saat persalinan post sectio caesarea, tetapi jika terjadi pendarahan hebat dapat disertai dengan adanya penurunan hemoglobin yang tajam, kapilaritas dapat terjadi penurunan akibat gangguan perpusi pada perifer, tekanan darah dapat meningkat jika disertai dengan riwayat pre-eklamsi berat yaitu sistol 140 mmHg atau lebih dan diastolik 100 mmHg atau lebih.
d) Sistem Pencernaan
Mukosa bibir akan terjadi kering akibat anestesi, bising usus tidak ada atau lemah jika post anestesi dapat terjadi mual atau muntah ini disebabkan oleh efek sentral dari anastesi atau akibat iritasi lambung oleh obat yang tertelan, sehingga menimbulkan nyeri tekan di efigastrium dan akan terjadi konstipasi satu sampai tiga hari post sectio caesarea akibat aktivitas usus terhambat.
e) Sistem Reproduksi
(1) Payudara
Pada hari kedua post partus baik normal maupun post sectio caesarea, keadaan payudara sama dengan saat hamil, kira-kira hari ketiga payudara menjadi besar, keras dan nyeri yang menandakan permulaan sekresi air susu dan kalau areola payudara dipijat, keluarlah cairan putih dari puting susu, ditambah dengan klien belum menetekan sehingga payudara bengkak.
(2) Uterus
Pada persalinan normal maupun post sectio caesarea setelah plasenta lahir konsistensi uterus secara berangsur-angsur menjadi kecil sehingga akhirnya kembali seperti sebelum hamil. Pada post operasi sectio casarea mungkin akan terjadi perlambatan pengecilan uterus akibat dari adanya luka operasi pada uterus.
(3) Vulva
Pada persalinan normal maupun post sectio caesarea terjadi pengeluaran lochea, ada beberapa jenis lochea, diantaranya lochea rubra, lochea sanguilenta, lochea serosa, lochea alba.
(4) Perineum
Pada post sectio caesarea tidak akan ada perubahan atau perlukaan.
f) Sistem Perkemihan
Pada pasien post sectio caesarea dapat terjadi vasokontriksi pada pembuluh darah ginjal sehingga terjadi penurunan laju filtrasi glomerulus yang dapat mengakibatkan produksi urine menurun.
g) Sistem Integumen
Biasanya dilihat turgor kulitnya, keadaan rambut mulai dari kebersihan dan distribusi. Dilihat apakah ada strie gravidarum, linea alba dan apakah ada luka post operasi pada abdomen klien
h) Sistem Persyarafan
Tidak terjadi penurunan kesadaran pada sectio caesarea karena menggunakan anestesi spinal ataupun umum.
i) Sistem Endokrin
Kaji adanya pembesaran kelenjar tiroid, adanya keringat yang berlebihan, adanya hipo/hiperpigmentasi, riwayat penyakit diabetes militus, dan kaji pengeluaran ASI.
j) Sistem Muskuloskeletal
(1) Ekstremitas atas
Pada post sectio caesarea dapat terjadi kelemahan sebagai dampak anestesi yang mendefresikan sistem saraf pada muskuloskeletal sehingga menurunkan tonus otot. Setiap wanita nifas memiliki derajat diastasis rektus abdominis yang berbeda-beda tergantung dari beberapa faktor termasuk kondisi umum dan tonus otot.
(2) Ekstremitas bawah
Pada post sectio caesarea dapat terjadi kelemahan sebagai dampak anestesi yang mendefresikan sistem saraf pada muskuloskeletal sehingga menurunkan tonus otot, serta kaji apakah ada tanda-tanda tromboplebitis yang diakibatkan kurangnya mobilitas fisik.
4) Pemeriksaan Fisik Pada Bayi
Pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir yaitu dilakukan dengan cara head to toe mulai dari kepala sampai ekstremitas disertai dengan refleks- refleks nya.
5) Pola Aktivitas Sehari-Hari
a) Pola Nutrisi
(1) Makan
Biasanya pada post sectio caesarea klien mengalami mual akibat pengaruh anestesi tetapi nanti hilang dengan sendirinya.
(2) Minum
Pada klien post sectio caesarea biasanya baik, dianjurkan klien banyak minum.
b) Pola Eliminasi
Pada post sectio caesarea biasanya pemenuhan eliminasi BAK tidak terganggu. Pada hari ke 2 post sectio caesarea klien masih terpasang kateter. Pemenuhan eliminasi BAB biasanya terganggu karena kondisi klien yang lemah dan sakit pada daerah abdomen sehingga klien takut untuk BAB.
c) Pola Istirahat Tidur
Karena klien merasa nyeri pada daerah luka operasi, maka biasanya tidur klien kurang dari kebutuhan. Hal ini juga bisa disebabkan oleh cemas yang datang dari klien.
d) Pola Aktivitas dan Latihan
Karena kondisi klien yang lemah dan ditambah adanya luka operasi pada abdomen. Biasanya aktivitas dan latihan klien terganggu.
e) Pola Personal Hygine
Karena kondisi klien yang lemah dan terdapat luka operasi pada abdomen biasanya pemenuhan personal hygine (mandi, cuci rambut gosok gigi gunting kuku) klien terganggu.
f) Ketergantungan Fisik
Apakah klien mempunyai ketergantungan fisik seperti merokok, minum-minuman keras, dan obat-obatan.
6) Aspek Psikososial dan Spiritual
a) Pola fikir dan persepsi
Apakah klien mengatakan mengetahui atau tidak tentang cara perawatan payudara, rencana akan memberikan ASI atau tidak, dan alat kontrasepsi yang akan klien pakai setelah melahirkan.
b) Persepsi diri
Hal apa yang dipikirkan klien saat dilakukan pengkajian.
c) Konsep diri
(1) Peran yaitu apakah klien menerima perannya sekarang yaitu sebagai seorang ibu dari anaknya.
(2) Identitas yaitu klien seorang istri dari suaminya dan ibu dari anak-anaknya.
(3) Gambaran diri yaitu bagaimana penerimaan klien terhadap anggota tubuhnya yang sekarang yang tidak sempurna lagi yaitu adanya luka sectio caesarea
(4) Ideal diri yaitu bagaimana persepsi klien mengenai tubuhnya, apakah klien menerima perannya yang sekarang, dan bagaimana harapan klien kedepannya.
(5) Harga diri yaitu bagaimana perasaan klien tentang harga dirinya, apakah klien merasa dihargai atau tidak.
d) Hubungan/komunikasi
Bahasa dan komunikasi yang digunakan klien sehari-hari.
e) Kebiasaan seksual
Kebiasaan seksual sebelum hamil, setelah hamil, dan rencana akan berhubungan seksual setelah melahirkan.
f) Sistem spiritual
Agama yang diyakini klien dan keyakinan klien mengenai kesehatannya.
7) Data Penunjang
Pada pemeriksaan laboratorium terjadi penurunan hemoglobin <10 gr/dL bila terjadi pendarahan, peningkatan leukosit <11.300 mm3 bila terjadi infeksi. 8) Therapi Therapi yang digunakan klien post sectio caesarea. b. Analisa Data Analisa data adalah kemampuan mengaitkan data dan menghubungkan data tersebut dengan konsep teori dan prinsip yang relevan untuk membuat kesimpulan dan menentukan masalah kesehatan dan keperawatan klien. Analisa data yaitu proses intelektual yang meliputi kegiatan menyelidiki, mengklasifikasi dan mengelompokan data. Kemudian mencari kemungkinan penyebab dan dampak serta menentukan masalah atau penyimpangan yang terjadi.
0 comments:
Post a Comment