A. Pengertian
Marah merupakan perasaan jengkel yang timbul sebagai respon kecemasan yang dirasakan sebagai ancaman (sundeen, 1995)
Marah merupakan perasaan jengkel yang timbul sebagai respon kecemasan yang dirasakan sebagai ancaman (sundeen, 1995)
B. Macam – Macam Marah
1. Marah yang tidak konstruktif
Adalah dimana seseorang tidak dapat mengemukakan pendapat / mengekspresikan rasa tidak senangnya dengan menyakiti orang lain, dengan cara : diam / memendam sendiri, mencoba kamuflase, perilaku kasar, bicara kasar dan membantah disertai kekerasan.
2. Marah yang konstruktif
Adalah dimana seseorang dapat mengemukakan pendapat / mengekspresikan rasa tidak senang atau tidak setuju tanpa menyakiti, dengan cara : bicara jelas, tegas, tidak mengancam, kontak mata tapi tidak menimbulkan masalah baru dan relaks.
1. Marah yang tidak konstruktif
Adalah dimana seseorang tidak dapat mengemukakan pendapat / mengekspresikan rasa tidak senangnya dengan menyakiti orang lain, dengan cara : diam / memendam sendiri, mencoba kamuflase, perilaku kasar, bicara kasar dan membantah disertai kekerasan.
2. Marah yang konstruktif
Adalah dimana seseorang dapat mengemukakan pendapat / mengekspresikan rasa tidak senang atau tidak setuju tanpa menyakiti, dengan cara : bicara jelas, tegas, tidak mengancam, kontak mata tapi tidak menimbulkan masalah baru dan relaks.
C. Tanda – Tanda Marah
1. Secara Fisik
Muka merah, pandangan tajam, nafas pendek, keluar keringat dan tekanan darah meningkat.
2. Secara Emosional
Merasa terganggu, menentang, jengkel,dendam, meremehkan, dan merasa kuat.
3. Secara Social
Perilaku keras, ejekan atau humor yang tidak konsruktif, penolakan atau menarik diri..
4. Kognitif
Mendominasi, bawel, cerewet,sarkasme, berdebat dan meremehkan
5. Secara Spiritual
Ingin menang sendiri, tidak bermoral dan atau kreatifitas terhambat.
1. Secara Fisik
Muka merah, pandangan tajam, nafas pendek, keluar keringat dan tekanan darah meningkat.
2. Secara Emosional
Merasa terganggu, menentang, jengkel,dendam, meremehkan, dan merasa kuat.
3. Secara Social
Perilaku keras, ejekan atau humor yang tidak konsruktif, penolakan atau menarik diri..
4. Kognitif
Mendominasi, bawel, cerewet,sarkasme, berdebat dan meremehkan
5. Secara Spiritual
Ingin menang sendiri, tidak bermoral dan atau kreatifitas terhambat.
D. Kerugian Marah Yang Tidak Sehat
1. Perasaan tidak tenang.
2. Keadaan diri sendiri / lingkungan menjadi tidak menyenangkan.
3. Merasa lelah.
4. Habis energi.
5. Orang lain menjadi sakit hati.
6. Banyak musuh.
7. Tidak punya teman.
8. Merugikan diri sendiri, orang lain dan lingkungan.
E. Manfaat Mengungkapkan Marah Secara Konstruktif
1. Masalah terselesaikan.
2. Beban pikiran berkurang.
3. Kegiatan sehari – hari tidak terganggu.
4. Tidak merugikan diri sendiri, orang lain dan lingkungan.
5. Banyak teman.
6. Tidak menyakiti orang lain dan energi tidak habis dengan percuma.
1. Perasaan tidak tenang.
2. Keadaan diri sendiri / lingkungan menjadi tidak menyenangkan.
3. Merasa lelah.
4. Habis energi.
5. Orang lain menjadi sakit hati.
6. Banyak musuh.
7. Tidak punya teman.
8. Merugikan diri sendiri, orang lain dan lingkungan.
E. Manfaat Mengungkapkan Marah Secara Konstruktif
1. Masalah terselesaikan.
2. Beban pikiran berkurang.
3. Kegiatan sehari – hari tidak terganggu.
4. Tidak merugikan diri sendiri, orang lain dan lingkungan.
5. Banyak teman.
6. Tidak menyakiti orang lain dan energi tidak habis dengan percuma.
F. Cara Mengungkapkan Marah Yang Konstruktif
1. Secara Fisik
Menyalurkan energi kemarahan melalui aktifitas fisik seperti berolah raga, bekerja atau memukul – mukul bantal.
2. Secara Emosional
Mencari ketenangan dan menghindari sumber penyebab marah.
3. Secara Social
Menceritakan pada orang yang dapat di percaya atau dengan berpartisifasi dalam kegiatan orang lain.
4. Secara Lisan
Secara asertif mengungkapkan kemarahan / kekesalan secara baik – baik terhadap orang yang bersangkutan.
5. Secara Spiritual
Dengan berdoa dan mengadu pada Tuhan serta melaksanakan kegiatan ibadah seperti mengaji dan sholat.
DAFTAR PUSTAKA
Ana Budi Keliat, 1991. Marah Akibat Penyakit Yang Diderita. Jakarta : EGC
Sundeen, Stuart. 1998. Keperawatan Jiwa. Edisi III. Jakarta : EGC.
1. Secara Fisik
Menyalurkan energi kemarahan melalui aktifitas fisik seperti berolah raga, bekerja atau memukul – mukul bantal.
2. Secara Emosional
Mencari ketenangan dan menghindari sumber penyebab marah.
3. Secara Social
Menceritakan pada orang yang dapat di percaya atau dengan berpartisifasi dalam kegiatan orang lain.
4. Secara Lisan
Secara asertif mengungkapkan kemarahan / kekesalan secara baik – baik terhadap orang yang bersangkutan.
5. Secara Spiritual
Dengan berdoa dan mengadu pada Tuhan serta melaksanakan kegiatan ibadah seperti mengaji dan sholat.
DAFTAR PUSTAKA
Ana Budi Keliat, 1991. Marah Akibat Penyakit Yang Diderita. Jakarta : EGC
Sundeen, Stuart. 1998. Keperawatan Jiwa. Edisi III. Jakarta : EGC.
0 comments:
Post a Comment