Pembahasan
Pada percobaan ini pertama kali dilakukan proses grinding yaitu proses penghancuran, pengecilan, serta penghalusan ukuran partikel zat padat agar didapat zat padat dengan ukuran yang lebih halus dengan menggunakan mesin penghancur. Percobaan ini menggunakan bahan beras. Beras tersebut ditimbang sebanyak 1 kg. Setelah ditimbang dimasukan pada mesin penghancur (grinding) secara perlahan-lahan atau tahap demi tahap agar mesin tidak macet. Pada bagian bawah mesin telah dipasang kantong plastik untuk menampung beras yang telah dihaluskan. Di dalam mesin tersebut beras digiling sampai halus (menjadi tepung). Umpan di dalam mesin grinding mendapatkan proses pukulan dan tekanan sehingga menjadi ukuran yang lebih halus yang kemudian disaring. Mesin tersebut juga dilengkapi saringan tersendiri yang ukurannya kurang lebih 1 mm maka beras yang ukurannya kurang dari 1 mm akan lolos keluar dari saringan dan beras yang lolos dari proses penggilingan akan tetap tertahan pada saringan. Hasil grinding didapat beras halus sebanyak 600 gram, lalu dibagi tiga untuk proses selanjutnya.
Setelah dilakukan grinding, selanjutnya beras yang halus diayak (sizing). Proses sizing yaitu proses penyamarataan ukuran dalam ayakan sesuai dengan ukuran yang dikehendaki sehingga ukuran partikel menjadi homogen. Ayakan yang digunakan mempunyai dua ukuran yaitu ukuran panjang dan mesh number (jumlah lubang dalam 1 inchi). Seperangkat ayak standar disusun secara deret dalam suatu tumpukan, dimana beras yang dianalisis dimasukkan ke dalam ayak yang paling atas. Terdapat empat ayakan yang tesusun dari yang paling besar sampai paling rapat dengan ukuran sebagai berikut: D1 = 20 mesh / 0,850 mm; D2 = 60 mesh / 0,25 mm; D3 = 80 mesh / 0,18mm; D4 = 100 mesh / 0,15 mm. Beras diayak dalam tiga variasi waktu yaitu 5 menit, 10 menit, dan 15 menit. Partikel yang tertahan pada setiap ayak dikumpulkan dan ditimbang.
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses grinding yaitu pemecah atau penggiling yang ideal harus:
1. Mempunyai kapasitas besar.
2. Memerlukan masukan daya yang kecil persatuan hasil.
3. Menghasilkan hasil dengan satu ukuran tertentu atau dengan distribusi ukuran tertentu dengan yang dikehendaki.
4. Hasilnya dapat dikeluarkan secepat mungkin setelah partikel mencapai ukuran yang dikehendaki.
5. Bahan-bahan yang tidak dapat pecah tidak masuk mesin.
6. Dalam pemecah dan penghalusan bahan-bahan mempunyai titik beku rendah dan memiliki kepekaan terhadap kalor.
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses sizing adalah:
1. Interfensi oleh hamparan terhadap gesekan masing-masing partikel.
2. Kohesi antara partikel satu sama lain.
3. Adhesi terhadap permukaan ayakan.
4. Kemencengan arah tumbukan partikel pada permukaan ayakan.
Hasil dari percobaan dengan tiga bagian beras dalam waktu yang berbeda pada saat pengayakan diperoleh Dp akhir untuk waktu pengayakan 5 menit 680 m dengan W sebesar 3,075 kW/ton jam , waktu pengayakan 10 menit 700 m dengan W sebesar 3,094 kW/ton jam dan untuk pengayakan 15 menit 720 m dengan W sebesar 3,038 kW/ton jam.
Proses grinding dan sizing banyak digunakan dalam industri diantaranya proses penghancuran batu kapur, industri besi dan baja, pembuatan tepung, pembuatan obat-obatan.
KESIMPULAN
Proses grinding yaitu proses penghancuran, pengecilan, serta penghalusan ukuran partikel zat padat agar didapat zat padat dengan ukuran yang lebih halus.
Proses Sizing yaitu proses penyamarataan ukuran dalam ayakan sesuai dengan ukuran yang dikehendaki sehingga ukuran partikel menjadi homogen.
Semakin besar ukuran mesh pada ayakan maka semakin kecil ukuran diameter partikel yang dapat lolos. Semakin kecil ukuran mesh pada ayakan maka semakin besar partikel yang tertahan pada ayakan. Energi pada saat pengayakan selama 10 menit lebih besar daripada pada saat pengayakan 5 atau 15 menit. Semakin lama pengayakan maka akan didapatkan Dp akhir yang semakin besar.
Pada percobaan ini pertama kali dilakukan proses grinding yaitu proses penghancuran, pengecilan, serta penghalusan ukuran partikel zat padat agar didapat zat padat dengan ukuran yang lebih halus dengan menggunakan mesin penghancur. Percobaan ini menggunakan bahan beras. Beras tersebut ditimbang sebanyak 1 kg. Setelah ditimbang dimasukan pada mesin penghancur (grinding) secara perlahan-lahan atau tahap demi tahap agar mesin tidak macet. Pada bagian bawah mesin telah dipasang kantong plastik untuk menampung beras yang telah dihaluskan. Di dalam mesin tersebut beras digiling sampai halus (menjadi tepung). Umpan di dalam mesin grinding mendapatkan proses pukulan dan tekanan sehingga menjadi ukuran yang lebih halus yang kemudian disaring. Mesin tersebut juga dilengkapi saringan tersendiri yang ukurannya kurang lebih 1 mm maka beras yang ukurannya kurang dari 1 mm akan lolos keluar dari saringan dan beras yang lolos dari proses penggilingan akan tetap tertahan pada saringan. Hasil grinding didapat beras halus sebanyak 600 gram, lalu dibagi tiga untuk proses selanjutnya.
Setelah dilakukan grinding, selanjutnya beras yang halus diayak (sizing). Proses sizing yaitu proses penyamarataan ukuran dalam ayakan sesuai dengan ukuran yang dikehendaki sehingga ukuran partikel menjadi homogen. Ayakan yang digunakan mempunyai dua ukuran yaitu ukuran panjang dan mesh number (jumlah lubang dalam 1 inchi). Seperangkat ayak standar disusun secara deret dalam suatu tumpukan, dimana beras yang dianalisis dimasukkan ke dalam ayak yang paling atas. Terdapat empat ayakan yang tesusun dari yang paling besar sampai paling rapat dengan ukuran sebagai berikut: D1 = 20 mesh / 0,850 mm; D2 = 60 mesh / 0,25 mm; D3 = 80 mesh / 0,18mm; D4 = 100 mesh / 0,15 mm. Beras diayak dalam tiga variasi waktu yaitu 5 menit, 10 menit, dan 15 menit. Partikel yang tertahan pada setiap ayak dikumpulkan dan ditimbang.
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses grinding yaitu pemecah atau penggiling yang ideal harus:
1. Mempunyai kapasitas besar.
2. Memerlukan masukan daya yang kecil persatuan hasil.
3. Menghasilkan hasil dengan satu ukuran tertentu atau dengan distribusi ukuran tertentu dengan yang dikehendaki.
4. Hasilnya dapat dikeluarkan secepat mungkin setelah partikel mencapai ukuran yang dikehendaki.
5. Bahan-bahan yang tidak dapat pecah tidak masuk mesin.
6. Dalam pemecah dan penghalusan bahan-bahan mempunyai titik beku rendah dan memiliki kepekaan terhadap kalor.
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses sizing adalah:
1. Interfensi oleh hamparan terhadap gesekan masing-masing partikel.
2. Kohesi antara partikel satu sama lain.
3. Adhesi terhadap permukaan ayakan.
4. Kemencengan arah tumbukan partikel pada permukaan ayakan.
Hasil dari percobaan dengan tiga bagian beras dalam waktu yang berbeda pada saat pengayakan diperoleh Dp akhir untuk waktu pengayakan 5 menit 680 m dengan W sebesar 3,075 kW/ton jam , waktu pengayakan 10 menit 700 m dengan W sebesar 3,094 kW/ton jam dan untuk pengayakan 15 menit 720 m dengan W sebesar 3,038 kW/ton jam.
Proses grinding dan sizing banyak digunakan dalam industri diantaranya proses penghancuran batu kapur, industri besi dan baja, pembuatan tepung, pembuatan obat-obatan.
KESIMPULAN
Proses grinding yaitu proses penghancuran, pengecilan, serta penghalusan ukuran partikel zat padat agar didapat zat padat dengan ukuran yang lebih halus.
Proses Sizing yaitu proses penyamarataan ukuran dalam ayakan sesuai dengan ukuran yang dikehendaki sehingga ukuran partikel menjadi homogen.
Semakin besar ukuran mesh pada ayakan maka semakin kecil ukuran diameter partikel yang dapat lolos. Semakin kecil ukuran mesh pada ayakan maka semakin besar partikel yang tertahan pada ayakan. Energi pada saat pengayakan selama 10 menit lebih besar daripada pada saat pengayakan 5 atau 15 menit. Semakin lama pengayakan maka akan didapatkan Dp akhir yang semakin besar.
0 comments:
Post a Comment