Mengutip data statistik , Lori Kiser-Block, Vice president FranCHoice, usaha yang dibangun dengan pola franchise lebih berpeluang sukses jika dibandingkan membangun usaha sendiri. Itu sebabnya , franchise mengalami pertumbuhan pesat, tak terkecuali di Indonesia. Bahkan untuk Indonesia, tingkat sudah mendekati eforia.
Yang jadi masalah banyak franchisor maupun franchisee di Indonesia yang tidak paham mengenai franchise, sehingga banyak bisnis franchise yang berguguran, sepeeti daun di musim kemarau.
Setiap bisnis sukses kemudian di waralabakan tanpa mengetahui esensi dari waralaba. Kondisi ini diperparah dengan calon franchisee yang “tertarik” untuk membeli waralaba yang ditawarkan . kemudian muncul franchise baru dengan hancurnya franchise lama seperti sebuah perlombaan lari (sprint). Dalam kondisi sebuah franchise tutup maka banyak yang dirugikan. Reputasi franchise akan hancur, franchisee kehilangan uang yang telah ditanamkan, tenaga kerja kehilangan sandaran hidupnya. Meski tidak sehebat di Amerika Serikat, tutupnya perusahaan franchise juga mengurangi kontribusi sektor ekonomi riil.
Di Amerika Serikat perusahaan franchise menyumbang 50% dari penjualan ritel secara keseluruhan. Franchise di Amerika Serikat per tahun menyumbang penghasilan sekitar AS$ 1 Billion.
Di Indonesia sendiri, peluang untuk mengembangkan perusahaan franchise luar biasa besar. Populasi di Indonesia merupakan salah satu dari yang terbesar di dunia. Ini merupakan pasar yang menarik.
Tetapi tidak satu pun orang atau franchisor yang bisa menjamin bahwa franchisee yang bergabung pasti sukses. “ Bohong, jika ada seseorang franchisor yang bisa menjamin bagi calon franchisee pasti sukses”. Banyak faktor yang mempengaruhi sukses tidaknya sebuah usaha waralaba, mulai dari jenis usaha, brand , attitude franchisee maupun franchisor nya sampai dukungan dari franchisor. Mengenali faktor-faktor penentyu sukses tidaknya usaha franchise inilah yang kami berikan pada anda. (sukatna PM-Majalah Pengusaha)
Yang jadi masalah banyak franchisor maupun franchisee di Indonesia yang tidak paham mengenai franchise, sehingga banyak bisnis franchise yang berguguran, sepeeti daun di musim kemarau.
Setiap bisnis sukses kemudian di waralabakan tanpa mengetahui esensi dari waralaba. Kondisi ini diperparah dengan calon franchisee yang “tertarik” untuk membeli waralaba yang ditawarkan . kemudian muncul franchise baru dengan hancurnya franchise lama seperti sebuah perlombaan lari (sprint). Dalam kondisi sebuah franchise tutup maka banyak yang dirugikan. Reputasi franchise akan hancur, franchisee kehilangan uang yang telah ditanamkan, tenaga kerja kehilangan sandaran hidupnya. Meski tidak sehebat di Amerika Serikat, tutupnya perusahaan franchise juga mengurangi kontribusi sektor ekonomi riil.
Di Amerika Serikat perusahaan franchise menyumbang 50% dari penjualan ritel secara keseluruhan. Franchise di Amerika Serikat per tahun menyumbang penghasilan sekitar AS$ 1 Billion.
Di Indonesia sendiri, peluang untuk mengembangkan perusahaan franchise luar biasa besar. Populasi di Indonesia merupakan salah satu dari yang terbesar di dunia. Ini merupakan pasar yang menarik.
Tetapi tidak satu pun orang atau franchisor yang bisa menjamin bahwa franchisee yang bergabung pasti sukses. “ Bohong, jika ada seseorang franchisor yang bisa menjamin bagi calon franchisee pasti sukses”. Banyak faktor yang mempengaruhi sukses tidaknya sebuah usaha waralaba, mulai dari jenis usaha, brand , attitude franchisee maupun franchisor nya sampai dukungan dari franchisor. Mengenali faktor-faktor penentyu sukses tidaknya usaha franchise inilah yang kami berikan pada anda. (sukatna PM-Majalah Pengusaha)
0 comments:
Post a Comment