Monday, January 19, 2009

Tugas Kuliah Tentang Ginekologi

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Menstruasi merupakan proses siklik, dalam proses menstruasi terjadi perdarahan pervaginam secara siklik yang tidak hanya menunjukan parubahan pada endometrium, namun juga pada hipotalamus, hipofisis dan ovarium. Siklus menstruasi normal durasi 21-35 hari, dengan jumlah darah 20-60 ml, adapun irregulaer dalam siklus menstruasi diantaranya : oligomenore, polimenore, menoragi, metroragi, menometroragi, hipomenore, hipermenore, dan intermenstrual bleeding
Keputihan adalah keluarnya sekret bukan darah dari vagina, hampir dialami oleh seluruh wanita. Keputihan diaktakan normal apabila tidak berlebihan, tidak berbau, dan berwarna jernih. Adapun macam-macam keputihan seperti: vulvovaginitis candida, bakterial vaginosis, vaginal trichomoniasis, infeksi serviks yang terdiri dari: gonorrhoea, clamydia, dan virus
1.2 Rumusan Masalah
a. Bagaimana cara kita agar daerah kewanitan kita bersih dari keputihan?
b. Berapa hari siklus normal menstruasi yang dialami oleh setiap wanita?
c. Keputihan yang bagaimana yang dikatakan normal
1.3 Tujuan Pembuatan
Untuk mengetahui bagaimana proses menstruasi yang selama ini dialami oleh seorang wanita, dan bagaiamana siklus menstruasi yang normal, untuk mengetahui bagaimana keputihan yang normal dan yang abnormal serta cara memelihara vagina yang baik dan sehat
1.4 Prosedur Pemecahan Masalah
Materi ini saya peroleh dari power point mata kuliah ginekologi





BAB II
ISI

A. PEMERIKSAAN GINEKOLOGI

Anamnesa
Keluhan Utama
Riwayat penyakit yang lalu
Haid
Lekore
Riwayat reproduksi
Riwayat KB
Inspeksi
Genitalia eksterna & tanda-tanda sex sekunder
Pemeriksaan dengan spekulum (inspekulo):
- Dinding vagina
- Sekret dari can. Servikalis?
- Esio, polyp, ulkus pada portio?
· Dengan pemeriksaan inspekulo dan pemeriksaan selanjutnya:
- Papsmear
- IVA
- Kolposkopi dll
3 Palpasi
· Pemeriksaan Bimanual
· Mengetahui ukuran, letak dan kemungkinan pergerakan organ genitalia interna:
- Portio: Bentuk dan konsistensi
- Uterus: Jari dalam pada forniks posterior, jari luar menekan uterus ditentukan besar, bentuk, letak dan kemungkinan pergerakannya

- Andeksa dan parametrium:
o Ovarium
o Parametrium: Lemas/tegang, massa, nyeri tekan?
· Pemeriksaan Rektovaginal:
Guan: memeriksa proses-proses di blk, kiri/kanan uterus


DIAGNOSTIK SIKLUS
1. Apusan Vagina:
· Naik turunnya kadar estrogen sehingga mempengaruhi epitel vagina
· Dengan sediaan apus ditent:
§ Indeks karyotip: persentase sel-sel dengan inti kariotipik
§ Indeks eosinofil: perbandingan sel-sel eosinofil terhadap basofil
§ Indeks maturasi: perbandingan sel parabasal, intermediate, superfisia
· Normal: indeks kariotipik dan eosinofil meninggi saat ovulasi
· Indeks maturasi: gambaran proliferasi ep. Vagina
· Pem. Sitodiagnostik: pem. Hormonal pada pubertas prekoks, gangguan pertumbuhan genitalia, gangguan siklus, dll

2. Sekret serviks
· Spinbarkeit test:
Dengan pinset lendir serviks di tarik menjadi benangn sepanjang 6-8 cm, karena lendir serviks menjadi sangat kental dibawah pengaruh estrogen
· Fern test
Setetes lendir serviks dikeringkan pada gelas obyek sehingga gambaran kristal berbentuk daun paku
· Kurtase bertahap
Dengan mikrokuret sehingga endometrium diambil dan diperiksa secara PA
· Kurve suhu basal
Ditentukan : Apakah siklus ovulatoar dan kapan ovulasi
· Analisa Hormonal
o Estrogen
o Progesteron
o C17 ketosteroid
o 17 hidroksisteroid
o Hormon gonadotropin
· Test Kehamilan
o Kurva suhu basal: pemanjangan fase sekresi > 15-16 hari
o Percobaan biologis: Ascheim Zondek, Galli Mainini
o Reaksi imunologis: pp test, beta HCG
· Pemeriksaan gangguan pertumbuhan alat reproduksi
o Pemeriksaan kromosom
o Pemeriksaan granulasi netrofil (drum stick)
o Karyogram
· Pemeriksaan kemungkinan keganasan
o Pemeriksaan papsmear
o Biopsi
o Kolposkopi
o Konisasi
o Kuretase bertahap
o Laparoskopi
· Pemeriksaan infertilitas
o Kurve suhu basal
o Kuretase premenstruil/hari pertama haid
o Analisa sperma
o Post koital test
o Pertubasi
o Histerosalpingografi


· Pemeriksaan kelainan intraabdomen
o Laparoskopi
o Kuldoskopi
o Punksi kavum douglas
o Kolpotomi
o Laparotomi diagnostik

B. ENDOMETRIOSIS

1. DEFINISI
Endometriosis (eksternal maupun internal) adalah jaringan endometrium (kelenjar dan stroma) yang terdapat diluar kavum uteri.
Lesi-lesi tersebut memiliki sifat sama dengan endometrium didalam kavum uteri sehingga berada di bawah pengaruh estrogen dan progesteron. Jumlah reseptor estrogen dan progesteron lesi endometrium lebih sedikit (60%) dibandingkan jaringan endometrium.
2. INSIDENSI
Angka kejadian yang pasti di masyarakat tidak di ketahui, diperkirakan 10% Eusia 15-50 tahun mengalami endometrium, pasien infertilitas 40% memiliki endometriosis, pada pasien nyeri panggul: 20 % penderita endometriosis, remaja dengan nyeri panggul: 50% dengan endometriosis.
3. PATOGENESIS
Patogenesis endometriosis belum pasti sehingga dampak terhadap pengelolaan endometriosis. Banyak teori dikemukakan antara lain:
v Teori implantasi
v Teori metaplasia coeloem
v Teori stimulasi hormon
v Fenomena induksi
v Transplantasi mekanik
v Metastase benigna
v Sisa sel dan komposit
· Faktor-faktor pencetus kejadian endometriosis:
v Teori mekanik
v Kelainan kongenital terhadap genital
v Uterus retrofleksi
v Faktor hormonal
v Faktor inflamasi
· Etiologinya pun sampai saat ini tidak jelas sehingga ada 3 teori:
v Retrogad menstruasi
v Transportasi hematogen/limfatik
v Metaplasia coeloemik
› Teori Retrograd/Refluks menstruasi
Dapat menjelaskan sebagian besar tempat/lokasi endometriosis, dan tidak dapat menjelaskan :
· Mengapa tidak terjadi pada semua wanita?
· Mengapa terjadi di tempat yang jauh dari uterus?
Transportsi jaringan endometrium secara langsung oleh pembuluh darah/limfa
› Teori Transportsi Hematogen/limfatik
Transportasi jaringan endometrium oleh pembuluh darah dan limfa, sehingga jaringan endometrium ditemukan oleh vena yterina dan KGB.
› Teori Metaplasia Coelomik
Peritoneum dengan adanya perangas akan mengalami metaplasia menajdi bentuk jaringan endometrium. Dengan teori ini dapat di jelaskan mengapa endometrium tumbuh pada tempat yang jauh dari uterus.
4. DIAGNOSIS ENDOMETRIOSIS

© Anamnesa
- Dismenore
- Nyeri perut bawah
- Nyeri anus
- Nyeri punggung bawah
- Dispareuni
- Nyeri BAK
- Perdarahan bercak: akibat gangguan keseimbangan hormonal
© Pemeriksaan Bimanual
- Nodul di sekitar ligamen sakrouterina yang nyeri bila di sentuh
- Dapat teraba massa diadneksa
- Perlengketan dengan adneksa
- Seringkali tanpa kelainan pada pemeriksaan fisik
- Pada umumnya diagnosis endometriosis berdasarkan 4kelompok:
§ Diagnosis klinis
§ Tehnik imaging
§ Laparoskopi
§ Serum imunoassay
5. GAMBARAN LAPAROSKOPIK ENDOMETRIOSIS

© Lesi endometriosis sangat bervariasi:
o Warna: merah, coklat, hitam, biru, putih, bahkan tiodak berwarna
o Bentuk: ’Powder Burn’nodul
© Gambaran lain:
o Lesi kemerahan hemoragik
o Adhesi subovarian
o Kista endometriosis
© Derajat endometriosis berdasarkan skor dari American Fertility Society
o Stadium 1 (minimal): 1-5
o Stadium 2 (mild): 6-15
o Stadium 3(moderate): 16-40
o Stadium 4 (severe): > 40
6. PENATALAKSANAN ENDOMETRIOSIS
Agar pengobatan endometriosis tidak terlambat dan mendapatkan hasil yang memuaskan, fikirkan adanya endometriosis:
· Dismenore/nyeri pevik kronik
· Pasien infertilitas yang belum hamil dengan pengobatan
· Dismenore pada usia remaja
Perlu dilakukan diagnosis yang tepat sehingga segera lakukan pengobatan. Keterlambatan terhadap berkembang ke arah lebih berta dan infertilitas. Tindakan yang dianut saat ini yaitu menghilangkan lesi dengan pembedahan. Laparoskopi operatif menjadi dimensi baru: Kerusakan jaringan sangat kecil, parut bekas operasitidak besardan perawatan lebih singkat. Tindakan operatif umumnya menggunakan energi laser atau elektro koagulasi.
7. TERAPI OPERATIF PADA ENDOMETRIOSIS
Pertimbangan preservasi fungsi reproduksi caranya yaitu dengan laparotomi dan laparoskopi operatif. Tujuannya: Mengangkat semua lesi, adhesiolisis, mempertahankan anatomi yang normal. Pengangkatan lesi dilakukan dengan cara laser CO2 dan elektro koagulasi. Kista endometriosis ukurannya <> 3 cm dengan ovarektomi.
8. TERAPI MEDIS PADA ENDOMETRIOSIS
Estrogen merangsang pertumbuhan endometriosis sehingga supresi sintesa estrogen dengan cara medis
· Oral Kontrasepsi
- Pilkombinasi dosis rendah:1x1 tab/hari selama 6-12 bulan
- Mengurangi dismenore dan nyeri pelvis pada 60-90%
· Progestin
- Efek: desidulisasi jaringan endometriummenjadi atrofi
- MPA: 150 mg tiap 3 bulan
- Megastrol Asetat: 40 mg perhari
· Danazol
- Lebih efektif dibandingkan dengan cara medis lain
- Lebih menghilangkan keluhan 90%
- Angka residit lebih tinggi di banding GnRH Agonis
- Dosis 800 mg
- Efek samping: BB meningkat, retensi air, acne, hot flushes, hirsutisme
· GnRH Agonis
- Leuprid, Buserelin
- Prinsip: Menekan produk estrogen menjadi lesi tidak aktif, avaskularisasi kista coklat danmenekan pr. Inflamasi
- Dosis: Buserelin 400mg/ hari dan leuprolide 500gr/hari
- Efek samping: Seperti gangguan klimakterik pada menopause
9. TERAPI KOMBINASI PADA ENDOMETRIOSIS
Meskipun tindakan opertif dilakukan sebaik-baiknya sehingga tidak semua lesi dapat dihilangkan. Perlu terapi kombinasi pembedahan dan terapi medika mentosa. Terapi hormonal diberikan pascaopersi selama 6 bulan. Pemilihan terapi tingkat stadium endometriosis:
Standar ringan: cukup pemberian gestragen dosis tinggi
Pemberian gestragen dosis rendah: hanya menghilangkan keluhan dan kemungkinan residit tinggi

C.GANGGUAN MENSTRUASI

v Siklus Menstruasi Normal
o Terdapat 2 Segmen:
§ Siklus Ovarium terdapat:fase folekuler dan fase luteal
§ Siklus endometrium, sekresi dan endometrium
o Menstruasi Normal
§ Durasi: 21-35 hari
§ Jumlah darah: 20-60 ml
v Irregularitas Siklus Menstruasi
· Oligomenore: Haid jarang, siklus irreguler, interval biasanya > 35 hari
· Polimenore: Haid sering, siklus reguler, interval < 2 hari
· Menoragi: Siklus reguler, jumlahnya banyak (> 80 ml) dan lama (> 5ml)
· Metroragi: Haid tidak teratur
· Menometroragi: Jumlah banyak, waktu lama, irreguler, interval sering
· Hipomenore: Jumlah haid sedikit, siklus reguler
· Hipermenore: Jumlah haid banyak, siklus reguler
· Intermenstrual bleeding: Perdarahan biasanya tidak banyak terjadi diantara 2 siklus mens
v Amenore
ü Amenore primer
o Belum mens pada wanita usia 16 tahun tanda kelamin sekunder
o Belum mens pada wanita usia 14 tahun, tidak disertai tidak ada pertumbuhan tanda kelamin sekunder
ü Amenore sekunder
o Tidak menstruasi selama 3-6 bulan berturut-turut pada wanita yang sebelumnya telah menstruasi
v Dismenore
Ø Kelainan ginekolgi yang sering ditemukan biasanya terjadi pada 50% wanita yang haid
Ø Disminore primer: Kelainan organik
Ø Gejalanya: Nyeri beberapa jam/segera setelah onset haid, menetap 48-72 jam danhilang setelah partus
Ø Pemeriksaan Fisik
Ø Dismenore sekunder: Ditemukan ada kelainan pelvis
Ø Gejalanya: Beberapa tahun setelah onset mens, nyeri mulai dirasakan 1-2 minggu sebelum mens danmenetap beberapa hari setelah mens berhenti
Ø Etiologi
· Ginekologis
· Genitourinaria
· Gastroinstestial
· Neurologis
v PerdarahanUterus Disfungsi
Perdarahan abnormal dari uterus (lama, frekuensi, jumlah) yang terjadi dalamsiklus menstruasi tanpa ditemukannya kelainan-kelainan organ, hematologi dan kehamilan; semata-mata merupakan kelainan HPO
o Jenis PUD berdasarkan usia:
§ Perimenars
§ Masa reproduksi
§ Perimenopause
o Pemeriksaan penunjang pada PUD:
§ Pemeriksaan Hematologi
§ Pemeriksaan Hormon Reproduksi

D.VAGINAL DISCHARGE (FLUOR ALBUS)

Keluarnya secret bukan darah dari vagina. Hampir dialami oleh seluruh wanita. Dikatakannormal apabila tidak berlebihan,tidak berbau, dan berwarna jernih
1) Keputihan normal
a. Ph vagina: Asam, flora normal
b. Vagina yang sehat yaitu mengeluarkan sekret yang normal serta cegah infeksi
c. Sekret vagina meningkat pada:
I. Hormonal: haid, kehamilan,pil KB
II. Kelelahan
III. Rangsangan seksual
2) Keputihan abnormal
§ Perubahan warna
§ Konsistensi kental
§ Cairan banyak

Gejala:
§ Sekret banyak
§ Gatal/panas dan rasa terbakar
§ Iritasi dan bau yang tidak sedap
§ Nyeri saat berkemih/berhubungan
§ Etiologi fluor albus
§ Infeksi bakteri: N. Gonorrhoeae, chl. Trachomatis, G.Vaginalis, Mikoplasma
§ Infeksi virus: Herpes,pox virus, papova virus
§ Infeksi jamur: Candida Albicans
§ Infeksi Protizoa: T.VAGINALIS, E. HISTOLITICA
3) Vulvovaginitis Candida
75% wanita pernah mengalami penyebab utamanya yaitu candida albicans(80-90%), candida glabrata (10-20%), danfaktor yang menyebabkan resiko yaitu: DM yang tidak terkontrol, kortikosteroid, antibiotika dan kehamialn serta KB spiral
4) Bakterial Vaginosis
Vaginitis nonspesifik merupakan penyebab semua vaginosis. Adapun faktor-faktor predisposisinya yaitu: IUD, pembersih vagina, multi sex partner serta sering melakukan kuretase. Gejalanya seperti sekret vagina berbau amis, sekret berwarna putih keabuan dan encer sampai kental. Adapun berbagai macam terapi seperti: Metrodinazol 2x500 mg, p.o selama 7 hari, klindamisisn/metrodinazol ovula selam 5 hari adapun pilihan lainnya: Ampisilin 4x500 mg/hari, p.o selama 7 hari
5) Vaginal Trichomoniasis
Vaginal trichomoniasis sering terjadi akibat IMS, perlengkapan mandi atau bibir kloset. Gejalanya: sekret encer, berbusa, warna kuning, bau amis, imflamasia vulva/vagina, gatal yang berlebihan dan frekuensi berkemih meningkat. Adapun berbagai terapi diantaranya: Metrodinazol 3x500 mg/hari p.o selama 7 hari tidak boleh diberikan pada wanita hamil, terutama trimester 1. Adapun pillihan lain yaitu klotrimazol 100 mg/hari intravaginal slam 7 hari, kedua pasangan harus terapi, dan hindari koitus sampai terapi selesai
6) Infeksi Serviks
Ada 3 penyakit yang termasuk kedalam infeksi serviks yaitu:
§ Gonorrhoea yang etiologinya yaitu neiss, gonorrhoea, 85% biasanya terjadi asimptomatik, terjadi gangguan sekret mucopurulen. Adapun terapinya: Doksisiklin 2x100 mg/hari, p.o selam 7 hari, single dose ceftriaxone, dan pilihan lainnya:n Tetrasiklin 4x500 mg, p.o selama 7 ahri, pp 4,8 juta unit, Ampisilin 3,5 gr, Amoksilin 3 gr
§ Clamydia yang etiologinya Cl. Trachomatis, biasanya terjadi pada usia 20-40 tahun, sekret mucopurulen dan STD, diagnosisnya Floroscent Antibody Test/Cult. Adapun terapinya: Dosisiklin 2x100 mg, selama 7 hari, dan pilihan lainnya: Tetrasiklin, eritromisin 4x500 mg p.o selama 7 hari atau 4x250 mg p.o selama 14 hari
§ Virus karena terjadi dari infeksi kondiloma accuminata dan herpes genitalia, cairan dari vagina berbau tanpa gatal, tidak sembuh dengan terapi biasa bisa dideteksi dengan cara papsmear, dan bisa ditularkan pula lewat hubungan seksual
§
E. ORGAN REPRODUKSI WANITA DAN FISIOLOGI MENSTRUASI

Menstruasi merupakan suatu proses siklik, dalam proses menstruasi terjadi perdarahan pervaginam secara siklik yang tidak hanya menunjukan perubahan pada endometrium dan stroma, namun juga pada hipotalamus, hipofisis dan ovarium.


Pada ovarium menyebabkan stimulasi:
Perubahan folikel
Biosintesis dan sekresi hormon
Maturasi oosit
Ovulasi
Fungsi corpus luteum
Perubahan hormonal pada siklus ovarium menyebabkan perubahan penting pada jaringan reproduktif. Bila terjadi kehamilan menstruasi terjadi 14 atau 2 hari setelah ovulasi. Pada masa anak-anak ovarium belum menjalankan fungsinya, ovarium baru mengalami perubahan pada masa pubertas, rata-rata pubertas terjadi pada usia 12-13 tahun, dengan terjadinya ovarium terjadi perubahan-perubahan yaitu: Thelars, Pubars, Pertumbuhan rambut-rambut ketiak dan Menars. Poros hipotalamus, Hipofisis, dan ovarium telah aktif selama kehidupan janin, setelah 2 tahun pertama kehidupan postnatal poros ini dalam keadaan istirahat sampai tercapai pubertas.
Hipotalamus, secara anatomi terdiri dari 3 zona yaitu: Periventrikuler, medial, lateral, Hormrn-hormon yang diproduksi: vasopresin, oksitosin, dan releasing dan inhibitory factors.
Hipofisis, terletak didalam sella tursika, didasar otak, Dibagi menjadi 3 daerah yaitu: Anterior (Adenohipofisis), Posterior (Neurohipofisis), dan Pars Intermediet.
Hipofisis Posterior hormon-hormon yang dihasilkan yaitu: Vasopresin dan Oksitosin. Hipofisis Anterior berdasarkan imunositologi terdapat 5 macam sel:
v Asidofilik: somatrotop dan laktotrof
v Basofilik: kortikotrop, tirotrop, dan gonadotrop
Hormon-hormon yang dihasilkan oleh hipofisis anterior yaitu:
· Gonadotrop: LH Dan FSH
· Somatrotrop: Growth Hormon
· Tirotrop: TSH
· Laktotrop: Prolaktin
· Kortikotrop: ACTH dan MSH
Ovarium memiliki fungsi yaitu: sbagai pertumbuhan folikel dan mengeluarkan ovum sintesa dan sekresi hormon steroid. Folikel-folikel mengandung oosit, jumlah folikel maksimal dicapai pada kehamilan 16-20 minggu. Masing-masing folikel terdapat: Lapisan terluar yaitu sel theka yang menghasilkan androgen, androstenedion, dan testosteron, dan lapisan dalamnya yaitu el granulosa yang menghasilkan estrogen dan progesteron. Sel theka dan granulosa memiliki reseptor gonadotropin dan mengeluarkan hormon-hormon steroid. Pada siklus menstruasi hanya 1 folikel yang matang dan mengalami ovulasi.
Siklus ovarium terdiri dari: Stadium folikuler yang menghasilkan folikuler dini, midfolikuler, dan folikuler lanjut, Stadium luteal yangt menghasilkan luteal dini dan luteal lanjut
Fase folikuler menyediakan sejumlah folikel yang siap berovulasi sehingga pertumbuhan folikel dari folikel primordial, menjadi folikel de graff, lama fase ini yaitu: 10-14 hari. Dalam setiap 1 siklus menstruasi akan terpilih kurang lebih 20 folikel yang akan dipromosikan untuk ovulasi, folikel berkembang menjadi multiplikasi sel-sel granulosa dan terbentuk celah dalam lapisan tersebut berisi cairan, cairan dalam antrum semakin meningkat, sel granulosa terdesak kepinggir sehingga oosit dilapisi beberapa sel granulosa dan menonjol kedalam sehingga terbentuk zona plusida.
Perubahan stroma ovarium akan berdiferensiasi menjadi theca interna dan eksterna, sel theca interna memproduksi steroid sebagai prekursor estradiol, folikel de graaf semakin membesar dan semakin menonjol ke permukaan ovarium, sel germinal semakin tipis sehingga lama kelamaa pecah, oosit akan terlepas sehingga hanya 1 oosit yang terpilih untuk ovulasi.
Fase midfolikuler karakteristik ditandai oleh pemilihan folikel dominan ini mungkin berhubungan dengan densitas reseptor FSH, kemampuan produksi estrogen dan dukungan vaskuler masing-masing folikel

(Kumpulan Tugas Kuliah - dikumpulkan dari berbagai sumber)
















BAB 111
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Menstruasi merupakan proses siklik, dalam proses menstruasi terjadi perdarahan pervaginam secara siklik yang tidak hanya menunjukan parubahan pada endometrium, namun juga pada hipotalamus, hipofisis dan ovarium. Siklus menstruasi normal durasi 21-35 hari, dengan jumlah darah 20-60 ml, adapun irregulaer dalam siklus menstruasi diantaranya : oligomenore, polimenore, menoragi, metroragi, menometroragi, hipomenore, hipermenore, dan intermenstrual bleeding
Keputihan adalah keluarnya sekret bukan darah dari vagina, hampir dialami oleh seluruh wanita. Keputihan diaktakan normal apabila tidak berlebihan, tidak berbau, dan berwarna jernih. Adapun macam-macam keputihan seperti: vulvovaginitis candida, bakterial vaginosis, vaginal trichomoniasis, infeksi serviks yang terdiri dari: gonorrhoea, clamydia, dan virus

1 comments:

Anonymous said...

OK Bo....Teruskan