Monday, January 19, 2009

UROLITHIASIS


A. DEFINISI
Batu di dalam saluran kemih (kalkulus uriner) adalah massa keras seperti batu yang terbentuk di sepanjang saluran kemih dan bisa menyebabkan nyeri, perdarahan, penyumbatan aliran kemih atau infeksi.
Batu ini bisa terbentuk di dalam ginjal (batu ginjal) maupun di dalam kandung kemih (batu kandung kemih). Proses pembentukan batu ini disebut urolitiasis (litiasis renalis, nefrolitiasis).

B.
B. PENYEBAB
Batu terbentuk di traktus urinarius ketika :
§ Konsentrasi (kalsium oksalat, kalsium fosgat, asam urat) meningkat.
§ Defisiensi sitrat yang secara normal mencegah kristalisasi dalam urin.
§ rh urin

C. GEJALA
§ Batu di dalam kandung kemih bisa menyebabkan nyeri di perut bagian bawah.
§ Batu yang menyumbat ureter, pelvis renalis maupun tubulus renalis bisa menyebabkan nyeri punggung atau kolik renalis (nyeri kolik yang hebat).
§ Kolik renalis ditandai dengan nyeri hebat yang hilang-timbul, biasanya di daerah antara tulang rusuk dan tulang pinggang, yang menjalar ke perut, daerah kemaluan dan paha sebelah dalam.
§ mual dan muntah
§ perut menggelembung
§ demam, menggigil
§ darah di dalam air kemih

D. PATOFISIOLOGI

Hiperkalsuria
¯
Batu di traktus urinarius
¯
Kristalisasi

Infeksi Obstruksi
¯ ¯
Sepsis Peningkatan tek.hidrostatik


retensi urin distensi piala ginjal



E. MANIFESTASI KLINIS
§ Obstruksi
§ Peningkatan tekanan hidrostatik
§ Distensi piala ginjal
§ Disuria
§ Infeksi
Nyeri

F. DIAGNOSA
§ Batu yang tidak menimbulkan gejala, mungkin akan diketahui secara tidak sengaja pada pemeriksaan analisa air kemih rutin (urinalisis).
§ Batu yang menyebabkan nyeri biasanya didiagnosis berdasarkan gejala kolik renalis, disertai dengan adanya nyeri tekan di punggung dan selangkangan atau nyeri di daerah kemaluan tanpa penyebab yang jelas.
§ Analisa air kemih mikroskopik bisa menunjukkan adanya darah, nanah atau kristal batu yang kecil.
§ Biasanya tidak perlu dilakukan pemeriksaan lainnya, kecuali jika nyeri menetap lebih dari beberapa jam atau diagnosisnya belum pasti.
§ Pemeriksaan tambahan yang bisa membantu menegakkan diagnosis adalah pengumpulan air kemih 24 jam dan pengambilan contoh darah untuk menilai kadar kalsium, sistin, asam urat dan bahan lainnya yang bisa menyebabkan terjadinya batu.
§ Rontgen perut bisa menunjukkan adanya batu kalsium dan batu struvit.
§ Pemeriksaan lainnya yang mungkin perlu dilakukan adalah urografi intravena dan urografi retrograd.

G. PENATALAKSANAAN
§ Batu kecil yang tidak menyebabkan gejala, penyumbatan atau infeksi, biasanya tidak perlu diobati. Minum banyak cairan akan meningkatkan pembentukan air kemih dan membantu membuang beberapa batu; jika batu telah terbuang, maka tidak perlu lagi dilakukan pengobatan segera.
§ Kolik renalis bisa dikurangi dengan obat pereda nyeri golongan narkotik.
§ Batu di dalam pelvis renalis atau bagian ureter paling atas yang berukuran 1 sentimeter atau kurang seringkali bisa dipecahkan oleh gelombang ultrasonik (extracorporeal shock wave lithotripsy, ESWL). Pecahan batu selanjutnya akan dibuang dalam air kemih.
§ Kadang sebuah batu diangkat melalui suatu sayatan kecil di kulit (percutaneous nephrolithotomy, nefrolitotomi perkutaneus), yang diikuti dengan pengobatan ultrasonik.
§ Batu kecil di dalam ureter bagian bawah bisa diangkat dengan endoskopi yang dimasukkan melalui uretra dan masuk ke dalam kandung kemih.
§ Batu asam urat kadang akan larut secara bertahap pada suasana air kemih yang basa (misalnya dengan memberikan kalium sitrat), tetapi batu lainnya tidak dapat diatasi dengan cara ini. Batu asam urat yang lebih besar, yang menyebabkan penyumbatan, perlu diangkat melalui pembedahan.
§ Adanya batu struvit menunjukkan terjadinya infeksi saluran kemih, karena itu diberikan antibiotik.

H. PENCEGAHAN
Tindakan pencegahan pembentukan batu tergantung kepada komposisi batu yang ditemukan pada penderita. Batu tersebut dianalisa dan dilakukan pengukuran kadar bahan yang bisa menyebabkan terjadinya batu di dalam air kemih.
1. Batu kalsium
Sebagian besar penderita batu kalsium mengalami hiperkalsiuria, dimana kadar kalsium di dalam air kemih sangat tinggi.
§ Obat diuretik thiazid(misalnya trichlormetazid) akan mengurangi pembentukan batu yang baru.
§ Dianjurkan untuk minum banyak air putih (8-10 gelas/hari).
§ Diet rendah kalsium dan mengkonsumsi natrium selulosa fosfat.
§ Untuk meningkatkan kadar sitrat (zat penghambat pembentukan batu kalsium) di dalam air kemih, diberikan kalium sitrat.
§ Kadar oksalat yang tinggi dalam air kemih, yang menyokong terbentuknya batu kalsium, merupakan akibat dari mengkonsumsi makanan yang kaya oksalat (misalnya bayam, coklat, kacang-kacangan, merica dan teh). Oleh karena itu sebaiknya asupan makanan tersebut dikurangi.
§ Kadang batu kalsium terbentuk akibat penyakit lain, seperti hiperparatiroidisme, sarkoidosis, keracunan vitamin D, asidosis tubulus renalis atau kanker. Pada kasus ini sebaiknya dilakukan pengobatan terhadap penyakit-penyakit tersebut.
2. Batu asam urat
§ Dianjurkan untuk mengurangi asupan daging, ikan dan unggas, karena makanan tersebut menyebabkan meningkatnya kadar asam urat di dalam air kemih.
§ Untuk mengurangi pembentukan asam urat bisa diberikan allopurinol.
§ Batu asam urat terbentuk jika keasaman air kemih bertambah, karena itu untuk menciptakan suasana air kemih yang alkalis (basa), bisa diberikan kalium sitrat.
§ Dianjurkan untuk banyak minum air putih.


PROSES KEPERAWATAN
1. Pengkajian
§ Obs. TTV
§ Tanda-tanda infeksi (demam, menggigil, disuria, sering berkemih)
§ Obstruksi (oliguria/ anuria)
§ Obs. Urin adanya darah
2. Diagnosa keperawatan
§ Nyeri b.d. inflamasi, obstruksi dan abrasi traktus urinarius
§ Kurang pengetahuan tentang pencegahan kekambuhan batu renal
3. Perencanaa
Tujuan : mencangkup pengurangan nyeri dan ketidaknyamanan, pencegahan kekambuhan batu,dan pencegahan komplikasi.
4. Intervensi keperawatan
§ Mengurangi nyeri
§ Pendidikan kesehatan
5. Evaluasi
a. Menunjukan kekurangan nyeri
b. Menunjukan peningkatan perilaku sehat untuk mencegah kekambuhan
§ Menkonsumsi masukan cairan dalam junlah besar (10-12 gelas/ hari)
§ Melakukan aktivitas yang sesuai
§ Menkonsumsi diet yang diresepakn untuk mengurangi faktor preisposisi pembentukan batu
§ Mengidentifikasi gejala yang harus dilaporkan ke tenaga kesehatan (demam, nyeri, menggigil, hematuria, nyeri pinggul)
§ Memantau ph urin
c. Tidak ada komplikasi
§ Tidak memperlihatkan tanda sepsis dan infeksi
§ Berkemih sebanyak 200-400 ml urin jernih tanpa hematuria
§ Melaporkan tidak adanya disuria, frekuensi
§ Suhu normal

0 comments: